Liputan Khusus

LIPSUS: Titik Penghabisan Persiba Balikpapan

PERSIBA Balikpapan berada di ujung jurang agar tak terdepak dari Liga 2 dan tersungkur menghuni Liga 3. Titik darah penghabisan, bertahan atau turun kasta.

Featured-Image
Headline Titik Penghabisan Persiba Balikpapan. Ilustrasi: apahabar.com

PERSIBA Balikpapan berada di ujung jurang agar tak terdepak dari Liga 2 dan tersungkur menghuni Liga 3. Titik darah penghabisan, bertahan atau turun kasta.

Nyala juang Persiba untuk bangkit dari keterpurukan perlahan ditunjukkan. Perombakan pelatih dan komposisi pemain menjadi instrumen yang dilakukan demi bertahan tak tergerus degradasi.

Balistik atau penggemar Persiba ikut serta mendorong tim favorit mereka agar tetap bertahan di Liga 2. Ambang keterpurukan tak begitu nyaman dijalani. Tetapi nyala optimisme bak suar yang menampakkan dirinya dari jejak historis prestasi Persiba yang pernah duduk di juara tiga ajang bergengsi pada masa lampau.

“Kita berjuang habis-habisan di play-off, wajib curi poin,” kata Wakil Ketua Balistik, Syahrul kepada bakabar.com.

Baca Juga: Persiba Bertandang ke Persijap, Rudy Eka Waspadai Tiga Hal

Syahrul menyadari dirinya hanya mampu menularkan dukungan melalui pekikan semangat dari tribun penonton. Seraya ia juga berharap Persiba tak bernasib serupa Mitra Kukar yang mencatatkan namanya sebagai penghuni Liga 3.

“Rugi kalau turun degradasi ke bawah, kan sayang hitungannya,” ujarnya.

Bukan tanpa alasan, tim yang dibentuk sejak 1950-an ini juga pernah berlakon cemerlang. Meskipun kini nyaris gigit jari jelang laga pertaruhan. Tersingkir atau bertahan.

Skuad ‘Beruang Madu’ dihadapkan dengan tren penurunan performa dalam kurun beberapa waktu terakhir. Pada musim 2017, Persiba harus rela turun kasta ke Liga 2 karena masuk zona degradasi atau mempertegas posisi ke-17.

Pasang surut persoalan pun datang silih berganti. Hingga kini, Persiba Balikpapan masih terus berjuang untuk kembali ke kasta tertinggi Liga 1.

Baca Juga: Jadwal Lengkap Persiba Balikpapan di Playoff Degradasi Liga 2

Performa tim yang terus menurun menjadi alasan kuat melatari Persiba yang belum cukup mampu menampilkan permainan yang memuaskan Balistik. 

Sebagai pemain ke-12 Persiba, Balistik tetap menopang dukungan dan meneriakkan perjuangan agar gol tak sekadar ikhtiar kemenangan. Namun mengubah keadaan dan mengangkat Beruang Madu dari keterpurukan.

Persiba Balikpapan
Pemain Persiba Balikpapan saat sesi latihan terakhir menjelang berangkat ke Jepara. Foto: bakabar.com/Tegar.

Menurut sumber bakabar.com yang enggan diungkap identitasnya, terdapat kasak-kusuk faktor krusial yang justru menjadi penentu nasib Persiba semakin terpuruk. Salah urus pemain dan kedisiplinan yang berlebihan. 

"Mungkin ini situasinya mungkin terlalu tegang pas di Nil Maizar, karena Nil Maizar standarnya tinggi, jadi anak-anak (pemain) nggak enjoy," kata dia kepada bakabar.com.

"Komunikasi Nil Maizar juga kurang tersampaikan kepada para pemain dan juga banyak pola-pola penerapan baru yang dilakukan sehingga permainan tidak klop dan enjoy,” sambungnya.

Di sisi lain sumber bakabar.com ini juga mengaku mendapati sejumlah peraturan yang mengekang alur proses latihan sehingga membuat pemain tak mudah bergerak.

Baca Juga: Lawan Playoff Menantang, Rudy Eka: Persiba Tak Bisa Berleha-leha

"Jadi enggak enjoy karena sangat berbeda dengan coach Ilham,” kata dia membandingkan. 

Ketegasan Nil Maizar juga diakui penjaga gawang Persiba, Riki Pambudi. Nil Maizar, kata dia, bukan sumber masalah yang dipersoalkan, sebab ketegasan memang diperlukan untuk mendisiplinkan tim.

“Menurut saya ketegasan di lapangan saat latihan itu sih yang berkesan dan tidak ada masalah,” kata Riki kepada bakabar.com.

Namun Nil Maizar tak mempersoalkan karakternya yang tegas mewarnai proses latihan di Persiba. Tetapi ia menekankan bahwa pemain sepak bola mesti disiplin dalam berlatih dan bertanding.

"Kalau itu (tegas) iya. Kalau mereka tidak on-time, tidak bisa macam-macam dengan saya. Ya harus disiplin lah, kan semua kehidupan itu harus disiplin. Kalau kita latihan jam 7 ya harus jam 7. Kalau kita berangkat jam 8 ya harus jam 8. Bukan keras karena marah-marah, tidak juga. Jadi lebih disiplin aja. Itu penting itu," kata Nil kepada bakabar.com.

"Bukan mereka (pemain Persiba) tidak disiplin, kita lebih membicarakan semua sesuai dengan schedule, on time, bertanggung jawab. Kan itu saja sepak bola itu,” sambungnya.

Nil mengungkapkan ketegasan seorang pelatih menjadi satu dari sekian kunci kesuksesan bagi tim sepak bola. 

Kendati tak menggawangi Persiba lagi, kini posisi Nil diisi Rudy Eka. Namun Rudy Eka belum berkenan menjawab pertanyaan yang diajukan bakabar.com karena sedang menjalankan umrah.

Untuk itu, Asisten Pelatih Persiba, Supriyono Prima menilai bahwa performa Persiba yang menurun dari waktu ke waktu bukan merupakan kegagalan Nil Maizar. Tapi hanya faktor keberuntungan yang sedang tak berpihak.

“Pak Nil itu bagus, hanya keberuntungan belum berpihak pada coach Nil. Artinya kan tidak hanya pelatih yang harus adaptasi, tapi pemain juga harus bisa beradaptasi dengan cara bermain, karakter dengan permainan yang diinginkan oleh head coach,” kata Supriono.

Bahkan ia juga menepis anggapan bahwa terjadi gesekan dan ketidakcocokan antara Nil dengan pemain. “Tidak juga. Kalau ketidak cocokan tidak juga. Lebih ke lucky (keberuntungan) yang belum berpihak,” ujarnya.

Menurutnya, kekalahan dan keterpurukan Persiba berkaitan dengan kendala teknis. Maka ia memastikan bahwa strategi yang dicanangkan untuk menarik Persiba ke gelanggang bergengsi dilakukan dengan cara defence, control, dan transisi.

Baca Juga: [VIDEO] Kericuhan Persiba vs Persipal, Dokter Tim jadi Korban

Ia ingin memaksimalkan pemain agar mampu piawai saat menguasai bola.

“Saya pikir sama lah. Yang dipahami setiap pelatih pasti sama, yakni mengedepankan momen. Sepak bola itu kan ada defence, transisi,” ungkap dia.

Terlebih Manajemen Persiba juga akan mengoptimalkan pendampingan psikologi bagi para pemain sehingga mampu mengendalikan diri dalam laga pertaruhan nasib untuk bertahan atau terbuang ke Liga 3.

Hal senada juga disampaikan Sekretaris Persiba, Rahmad Sumanjaya. Manajemen Persiba berupaya menjaga motivasi, kebugaran, hingga persiapan teknis dalam memastikan laga play-off dapat tampil dengan sempurna.

"Untuk memperkuat mental dan motivasi jangan kalah harus menang," kata Rahmad.

NYALA OPTIMISME

Persiba Balikpapan
Pelatih Rudy Eka Priyambada saat memberikan Instruksi kepada anak asuhnya di Persiba Balikpapan. Foto: apahabar/Tegar.

Persiba mematok target yang tak muluk-muluk dalam pertaruhan nasib. Bertahan. Sebab peluang tersingkir dari Liga 2 dan terdegradasi ke Liga 3 sangat terbuka.

Nyala optimisme terus dikobarkan dalam memetakan strategi dan kekuatan pemain untuk memastikan posisi Persiba di Liga 2.

"Bertahan di Liga 2. Setelah itu, kami akan berbenah untuk musim depan," kata Rahmad kepada bakabar.com.

Baca Juga: [VIDEO] Laga Playoff Liga 2, Pelatih Persiba: Sebagai Hidup dan Mati

Persiba akan dihadapkan dengan laga penentu melalui Play-Off degradasi Liga 2 2023/2024, yang tergabung bersama di Grup C bersama Persijap Jepara, Persipa Pati dan Sulut United.

Persiba akan terlebih dahulu akan melawat ke Jepara untuk beradu kuat pada Minggu (7/1) sore.

Rahmad optimistis bahwa Persiba mampu menguasai permainan di bawah asuhan Rudy Eka.

"Rudy Eka Priyambada (REP) diharapkan mampu mempertahankan Persiba tetap di Liga 2, dia merupakan nakhoda yang baik dan dikontrak untuk mempertahankan Persiba di Liga 2," tambahnya. 

Tentunya, Persiba diharapkan dapat lolos play-off degradasi, sehingga dapat memastikan slot untuk bertahan di Liga 2.

Daya dukung untuk menyalakan optimisme Persiba juga mengalir dari Balistik. Pemain ke-12 yang mendongkrak spirit memenangkan pertarungan.

"Bertarung habis-habisan di lapangan. Kami sebagai supporter akan mengawal tuntas dan jangan biarkan Persiba berjuang sendirian di rumahnya sendiri," pungkasnya.

Reporter: Citra Dara Trisna, Nandito Putra, Lazuardi Iman

Redaktur: Safarian Shah Zulkarnaen

Editor


Komentar
Banner
Banner