Regional

Lahan Diserobot, Puluhan Petani Geruduk Kantor Kehutanan Jember

Puluhan petani yang mengelola lahan di hutan produksi kawasan Resort Pengelolaan Hutan (RPH) Silo melakukan aksi protes di Kantor Cabang Dinas Kehutanan Wilayah

Featured-Image
Sejumlah petani asal Silo, Jember geruduk Kantor Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Jember, Selasa (12/9). (apahabar.com/M Ulil Albab)

bakabar.com, JEMBER - Puluhan petani yang mengelola lahan di hutan produksi kawasan Resort Pengelolaan Hutan (RPH) Silo melakukan aksi protes di Kantor Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Jember, Selasa (12/9).

Petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Hutan Jati Jaya Silo menuntut agar lahan di Petak 1 RPH Silo seluas 14,68 hektar dikembalikan kepada petani.

Pendamping Kelompok Tani Hutan Jati Jaya Silo, Edi Susianto mengatakan sejak 8 bulan lalu terdapat oknum yang dilindungi pemerintah. Oknum tersebut dinilainya telah melakukan perebutan lahan di petak 1 tersebut.

Baca Juga: Pengaruh Miras, Geng Motor di Bandung Keroyok Korban Salah Sasaran 

Perebutan lahan tersebut kemudian berdampak pada sejumlah tanaman milik petani seperti pisang, kopi, dan jagung yang dirusak dengan cara dibabat.

"Ada lahan kita diserobot beberapa orang. Kita ada bukti foto dan videonya," kata Edi kepada bakabar.com, Selasa (12/9).

Edi menyebut, kini sudah ada tanaman baru yang dikelola oleh orang lain. Sebelumnya, lahan petak 1 sudah dikuasai 12 petani dengan bukti hak guna melalui SK Perhutanan Sosial, sejak tahun 2017.

"Sejak tahun 2017, dan mereka belum menikmati panen untuk tanaman kopi," katanya.

Baca Juga: Ratusan Petani Blokade Tembakau Asal Bojonegoro Masuk ke Madura

Sebelum melayangkan protes ke Kantor Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Jember, pihaknya sempat melakukan rapat dengar pendapat (RDP) di DPRD Jember.

Di sana, menghadirkan sejumlah pihak yang berkaitan mulai dari pihak petani penggarap, Perhutani, pemerintah desa dan camat pada Februari 2023.

Dari RDP tersebut, disepakati agar kawasan lahan petak 1 yang diperebutkan agar diberi garis polisi. Namun, hingga kini petani kembali bersitegang ketika mengetahui lahan tersebut masih dikelola dan diambil alih oleh pihak lain.

"Bukan dua kelompok. Kelompoknya ada oknum yang menjaga mereka. Sekarang ditanami jagung," ujarnya.

HALAMAN
12
Editor


Komentar
Banner
Banner