bakabar.com, JAKARTA - Seorang ayah tega menaruh jasad anaknya di kulkas di sebuah rumah yang terletak di RT 03 RW 12, Kelurahan Sudimara Jaya, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang.
Kapolsek Ciledug, AKP Dorisha Suryo mengatakan awalnya istri S (40), AA dibawa ke rumah sakit dan melahirkan bayi mereka pada Minggu (2/7).
"S (40) membawa AA (33) ke rumah sakit pada hari Minggu sore. Kemudian AA melahirkan bayi pada hari Senin, 3 Juli 2023 pukul 07.00 pagi. Kondisi bayi sudah meninggal saat itu," kata Suryo saat dihubungo wartawan, Rabu (5/7).
Baca Juga: Jerat Relasi Kuasa dalam Kasus Pembunuhan 7 Bayi Inses di Banyumas
Kemudian, AA dirawat di rumah sakit dan suaminya S membawa jasad bayi itu pulang. AA saat itu dirawat di ICU, sedangkan S pulang ke rumah membawa jenazah bayi untuk dimakamkan.
"Setelah S sampai di rumah membawa jenazah bayi sekitar pukul 6 sore, S membacakan yasin dan kemudian memasukan jenazah bayi ke dalam freezer," lanjutnya.
Ia menjelaskan bahwa S menaruh jasad anaknya di dalam kulkas lantaran awalnya dia melihat saat di rumah sakit bayi tersebut ditaruh di freezer.
"Alasan S memasukan jenazah ke dalam freezer karena melihat jenazah dikeluarkan dari pendingin di RS. jenazah dimasukan ke dalam freezer dari jam delapan malam," jelas dia.
Baca Juga: Ssttt.. Ada Peran Guru Spiritual di Balik Pembunuhan 7 Bayi Hasil Inses di Banyumas
Selanjutnya S mengurus surat kematian bayinya, kemudian menguburkannya di TPU Selapajang, Tangerang.
"Pada hari Selasa empat Juli, S mengurus surat kematian di kelurahan. setelah selesai mengurus surat kematian, S mengeluarkan jenazah bayi dari freezer untuk dimakamkan di TPU Selapajang sekitar pukul sebelas siang," lanjutnya.
Sebelumnya, Seorang pria menaruh jasad anaknya yang meninggal dalam kandungan di kulkas. Pria berinisial S itu rupanya warga Jalan Tanah Seratus, Ciledug, Kota Tangerang yang baru tinggal di sana.
Baca Juga: Sambil Gendong Bayi, Ganjar Blusukan ke Jati Padang
Camat Ciledug, Marwan mengatakan S adalah Warga Bogor. Dia baru tinggal di kontrakannya itu sekitar tiga bulan. Adapun kejadian berawal saat RT melapor terkait kasus tersebut.
"Awalnya RT yang bilang, karena dia pendatang, datang tidak lapor, karena kepanikan akhirnya lapor ke RT karena dia baru tiga bulanan disini, KTP nya Bogor," katanya.
Akhirnya S kini diperiksa polisi untuk menjelaskan kejadian dan mempertanggungjawabkan perbuatannya.
"Suaminya (S) kan dibawa ke Polsek untuk BAP. Sekarang masih juga," lanjutnya.
Kemudian, pihaknya juga membantu pengurusan kependudukan S dan BPJS-nya.
"Kita dampingi akhirnya ke Dukcapil, ke pemakamannya dan rumah sakit. Pun merubah KTP untuk mengurus BPJS," tukasnya.