Hari Pangan Sedunia

Konsumsi Pangan Lokal, Bapanas: Saatnya Daerah Terlibat

Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) setiap bulan Oktober menjadi momentum untuk meneguhkan kembali komitmen bersama mengenai pentingnya kedaulatan pangan.

Featured-Image
Hari Pangan Sedunia (HPS) yang diperingati setiap tahun di bulan Oktober menjadi momentum untuk meneguhkan kembali komitmen bersama mengenai pentingnya kedaulatan pangan. Untuk mewujudkan hal tersebut, keberpihakan kepada pangan lokal menjadi penting. Foto: Bapanas

bakabar.com, JAKARTA – Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) setiap bulan Oktober menjadi momentum untuk meneguhkan kembali komitmen bersama mengenai pentingnya kedaulatan pangan. Untuk mewujudkan hal tersebut, keberpihakan kepada pangan lokal menjadi penting.

Untuk itu, Badan Pangan Nasional (Bapanas) terus mendorong setiap daerah memanfaatkan potensi dan sumber daya pangan lokal. Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dalam keterangannya dikutip Sabtu (21/10) menjelaskan, keragaman produksi pangan di setiap daerah menjadi kekuatan yang harus dioptimalkan untuk membangun sumber daya manusia yang sehat, aktif, dan produktif di tengah tantangan ketahanan pangan seperti El Nino.

"Keberpihakan pada sumber daya pangan lokal yang beragam di tanah air harus diwujudkan melalui pemanfaatan pangan tersebut untuk mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia yang sehat, aktif, dan produktif. Karena itu, daerah harus proaktif dalam menggali potensi dan sumber daya lokalnya." ujar Arief.

Senada, Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Bapanas Andriko Noto Susanto, saat menghadiri peringatan HPS 2023, Rabu (18/10) di Taman Pemuda, Cibinong, Bogor, memaparkan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis pangan lokal adalah tugas utama pemerintah, baik di tingkat pusat maupun di daerah.

Baca Juga: Bapanas Gelar GPM Serentak untuk Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan

"Upaya ini akan mampu mendongkrak serta mempromosikan bahan pangan Indonesia yang sangat kaya dan beragam, sebagai suatu kekuatan mendasar dalam perwujudan kedaulatan pangan nasional secara berkelanjutan," ungkap Andriko.

Badan Pangan Nasional (Bapanas) terus mendorong setiap daerah untuk memanfaatkan potensi dan sumber daya pangan lokal. Foto: Bapanas
Badan Pangan Nasional (Bapanas) terus mendorong setiap daerah untuk memanfaatkan potensi dan sumber daya pangan lokal. Foto: Bapanas


Ia menambahkan, "Diversifikasi pangan lokal merupakan kunci penting dalam menghadapi tantangan kedaulatan pangan di Indonesia."

Pada kesempatan itu, Bupati Bogor, Iwan Setiawan meminta seluruh camat di wilayahnya untuk terus mengedukasi dan mempromosikan pola konsumsi yang beragam, bergizi seimbang, dan aman (B2SA) kepada masyarakat.

"Untuk itu saya mengajak kepada seluruh stakeholder khususnya para camat di seluruh Kabupaten Bogor yang hadir pada pagi hari ini untuk mengembangkan dan mempromosikan potensi aneka pangan lokal dari seluruh daerah masing-masing, sebagai sumber pangan mandiri untuk mewujudkan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman," terang Iwan.

Baca Juga: Jokowi Tunjuk Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi sebagai Plt Mentan

Sementara itu, Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan Bapanas, Rinna Syawal, menekankan bahwa sosialisasi pola pangan B2SA berbasis pangan lokal akan memberikan dampak positif tidak hanya pada kesehatan masyarakat, tetapi juga pada perekonomian.

"Hal ini diharapkan bisa menjadi sebuah pendorong untuk semua stakeholders agar menerapkan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman dalam kehidupan sehari-hari agar menciptakan generasi yang sehat, aktif, dan produktif," ungkap Rinna.

Adapun sosialisasi, edukasi, dan promosi pola konsumsi pangan B2SA terus digencarkan Bapanas dengan menargetkan berbagai segmen atau lapisan masyarakat. Melalui program B2SA Goes To School, NFA terus berupaya menanamkan kesadaran pangan B2SA kepada generasi muda khususnya pelajar. Hingga saat ini program B2SA Goes to School telah menyasar 136 sekolah di 34 provinsi.

Tidak hanya itu, juga terdapat program pengembangan desa B2SA, di mana terdapat 3 komponen utama di dalamnya yaitu rumah pangan B2SA, teras B2SA, dan juga Gerai B2SA dalam setiap desa B2SA. Program ini dilaksanakan di 70 lokasi di 33 provinsi dan realisasinya mencapai 80% dari seluruh provinsi sampai saat ini.

Baca Juga: Potensi Pangan Lokal Atasi Krisis Pangan Akibat El Nino

Revisi PP No 22 Tahun 2009

Pada aspek kebijakan, Bapanas juga tengah menggodok revisi Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menegaskan, penguatan regulasi dalam upaya penganakeragaman konsumsi pangan harus dilakukan seiring dengan perubahan dan dinamika kelembagaan pangan serta mempertimbangkan faktor lingkungan strategis.

Adapun Perpres itu bertujuan untuk mendorong diversifikasi dan inovasi dalam konsumsi pangan di Indonesia. Beberapa poin di dalamnya adalah Pendekatan Gizi yang menekankan pentingnya gizi seimbang dan variabilitas dalam konsumsi pangan.

Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa masyarakat mendapatkan nutrisi yang cukup dan beragam untuk menjaga kesehatan. Kemudian dukungan pada produk lokal, inovasi pangan, regulasi dan standar serta yang terakhir adalah kemitraan, di mana revisi Perpres ini mendorong kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dalam mendukung program penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal.

Editor
Komentar
Banner
Banner