Kesenian Tradisional

Kesenian Strek khas Lereng Menoreh: Paduan Syiar dan Pencak Silat

Kesenian unik yang masih ada dan dimiliki oleh masyarakat di lereng perbukitan Menoreh. Mulai Jarang.

Featured-Image
Kesenian Strek di Magelang (Apahabar.com/Arimbihp)

bakabar.com, MAGELANG - Lantunan Sholawat menggema di antara perkampungan dan candi-candi.

Musiknya beriringan dengan gerak para penari yang gesit menggerakkan kaki ke kanan dan kiri.

Para penari itu sedang membawakan Strek, kesenian khas Magelang yang kini jumlahnya sudah tak banyak lagi.

Strek adalah kesenian unik yang masih ada dan dimiliki oleh masyarakat di lereng perbukitan Menoreh, khususnya desa Sambeng, Borobudur, Kabupaten Magelang yang berkembang sejak puluhan tahun yang lalu.

"Kesenian ini adalah perpaduan dari syiar agama dan seni pencak silat, maka iringannya beberapa menggunakan sholawat," kata pegiat seni sekaligus warga Sambeng, Sastro (56).

Baca Juga: Lomba Kesenian Rakyat 2023, Cara Magelang Jaga Kelestarian Seni Budaya

Kata strek diambil dari Bahasa Jawa trek atau ditrekke yang artinya disatukan atau dipadukan.

Seiring berjalannya waktu, strek kini juga dipadukan dengan musik modern yang ber irama cepat.

Namun, geraknya masih menggunakan dasar awal yang mengadaptasi dari pencak silat.

"Satu pertunjukan durasinya lama, tergantung yang punya acara, bisa 20 menit sampai 1 jam," kata Sastro.

Menurut Sastro, ada empat bagian dalam satu pertunjukan strek yakni pembukaan dengan menampilkan gerakan para penari putra yang melakukan pencak silat secara bersamaan dan serempak dengan semangat.

Selanjutnya, babak kedua strek menampilkan para penari berpasangan dengan iringan lagu-lagu daerah Indonesia.

"Penari strek dulunya hanya laki-laki, tetapi sekarang sudah berkembang, perempuan boleh dan bisa menarikannya," kata Sastro.

Pada babak ketiga, lanjut Sastro, ditampilkan keunikan strek lainnya yakni adegan kewan-kewanan (hewan-hewan).

Ada Kostum Hewan

Penari yang tampil pada babak ini menggunakan berbagai kostum hewan seperti badak, sapi, kerbau, harimau dan masih banyak lagi.

"Biasanya ada yang kelebon (kerasukan) roh halus, masyarakat akan riuh dan menyaksikan babak ini," katanya.

Roh-roh halus yang masuk ke tubuh para penari diyakini masih melindungi kelompok kesenian ini.

Terakhir sebagai penutup menampilkan penari-penari putra yang melakukan gerak-gerak silat dengan diiringi music terbang dan jidor.

Baca Juga: Sanggar Tari Sobokartti, Upaya Seniman Semarang Lestarikan Kesenian Tari Klasik

Sastro mengatakan, strek biasanya ditampilkan pada acara bersih desa dan acara hajatan di setiap desa di kawasan lereng Menoreh.

"Kesenian ini juga masih eksis ditampilkan pada acara seni yang digelar di wilayah sekitar obyek wisata di candi Borobudur dan sekitarnya," pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner