bakabar.com, JAKARTA - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko buka suara soal perbuatan dari peneliti BRIN AP Hasanuddin. Menurutnya, adanya perbedaan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah antara Muhammadiyah dan pemerintah tidak perlu dipersoalkan.
"Sangat disayangkan, perbedaan ini memicu isu yang kurang produktif dan disinyalir terkait dengan salah satu sivitas BRIN,” kata Tri Handoko, Selasa (25/4).
Ia menerangkan, saat ini pihaknya sedang melakukan pengecakan atas informasi dan status dari penulis komentar. Langkah konfirmasi dilakukan untuk memastikan apakah benar Andi Pangerang adalah ASN di BRIN atau bukan.
Baca Juga: Butuh Triliunan, BRIN Hentikan Proyek Alat Deteksi Tsunami
"Saat ini BRIN sedang melakukan pengecekan kebenaran atas informasi. Apabila penulis komentar tersebut dipastikan ASN BRIN, sesuai regulasi yang berlaku BRIN akan memproses melalui Majelis Etik ASN, dan setelahnya dapat dilanjutkan ke Majelis Hukuman Disiplin PNS sesuai PP 94/2021,” ujarnya.
Tri Handoko mengimbau agar publik tidak terpancing dengan perbuatan pelaku. Seluruh pihak harus menahan diri untuk mencegah polemik.
Diketahui, Andi Pangerang Hasanuddin yang merupakan Peneliti Brin tengah menjadi sorotan publik. Andi jadi sorotan publik, lantaran dari tulisannya di media sosial yang bersifat ancaman pembunuhan kepada jamaah Muhammadiyah.
Baca Juga: Pengelolaan Pendapatan BRIN TA 2021-2022, BPK Temukan Permasalahan
AP Hasanuddin diketahui menulis komentar terkait perbedaan perayaan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah antara pemerintah dengan Muhammadiyah. Komentar tersebut ia tulis ketika sedang menanggapi unggahan Facebook milik peneliti BRIN Thomas Djamaluddin.
Unggahan Thomas sendiri yaitu mengomentari seseorang bernama Aflahal Mufadilah. Dalam komentarnya Thomas menilai Muhammadiyah sudah tidak taat kepada pemerintah karena merayakan lebaran tidak sama seperti pemerintah.
"Eh, masih minta difasilitasi tempat sholat Id. Pemerintah pun memberikan fasilitas," tulis Thomas.
Baca Juga: Didesak Mundur, Kepala BRIN Seret Jokowi dan Jumpai Megawati
Namun, komentar Thomas pun direspon oleh AP Hasanuddin dengan frontal. Hingga kalimatnya bernada ancaman pembunuhan kepada jamaah Muhammadiyah.
"Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian," kata Andi.