Alat Deteksi Tsunami

Butuh Triliunan, BRIN Hentikan Proyek Alat Deteksi Tsunami

BRIN menghentian penelitian program sistem deteksi tsunami dini berbasis kabel optik (Ina-TEWS)

Featured-Image
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko. apahabar.com/Andrey

bakabar.com, JAKARTA - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, menjelaskam penghentian penelitian program sistem deteksi tsunami dini berbasis kabel optik (Ina-TEWS) karena alat tersebut tidak hanya mahal tetapi tidak cocok diterapkan di Indonesia.

Ina-TEWS adalah sistem peringatan dini tsunami yang komprehensif, termasuk menerapkan teknologi decision support system (DSS). Sistem ini diresmikan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2008. Program tersebut diisukan ditelantarkan oleh BRIN karena tidak ada anggaran.

Tri Handoko mengaku, selama ini BPPT yang saat ini bertransformasi menjadi BRIN, tidak pernah melakukan pengoperasian Ina-TEWS. Ia menyebut, pengeoperasian adalah tugas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). BRIN hanya melakukan riset, misalnya sensor kabel optik.

 "Kita belum pernah mengoperasikan alat yang namanya alat pendeteksi dini tsunami belum pernah ada. Pengoperasiannya ada di BMKG, kita hanya riset" Kata Tri Handoko dalam konferensi pers di Gedung BJ Habibie, Jakarta, pada Jumat (10/2).

Baca Juga: BRIN Prediksi Cuaca Ekstrem di Jabodetabek, Begini Respons BPBD Bekasi

Handoko menyebut BMKG juga keberatan dengan sistem tersebut karena butuh dana besar untuk mengoperasikan sistem berbasis kabel optik. Menurutnya, seharusnya sistem deteksi dini tsunami tidak berongkos tinggi dan efisien.

"Saya sampaikan sekarang supaya semua orang perlu tahu, itu memang terlalu dan sangat mahal sehingga BMKG pun keberatan, seperti kabel optik itu berapa triliun. Kan, enggak mungkin kita melakukan hal seperti itu," ujarnya.

Namun Handoko kembali menegaskan sistem deteksi dini tsunami berbasis kabel optik masih terus dilanjutkan sebagai riset. 

"Ini penting sehingga tidak bisa diinterpretasikan bahwa BRIN tidak mendukung topik tersebut. Karena realitanya masih banyak proposal lain yang terkait topik deteksi dini tsunami yang dibiayai oleh BRIN," tandas Tri Handoko.

Editor


Komentar
Banner
Banner