bakabar.com, JAKARTA - Program Skills for Prosperity ILO di Indonesia (SfP-Indonesia) yang didanai oleh pemerintah Inggris, dan mitra nasional dan internasionalnya pada Selasa (23/5) meluncurkan program studi maritim empat tahun yang baru.
SfP-Indonesia telah menjalin kerja sama pengembangan kapasitas dengan empat mitra pendidikan tinggi terkemuka Inggris: Polibatam telah bermitra dengan City of Glasgow College (CoCG), Polimarin dengan Solent University (SU), PPNS dengan University of Strathclyde (UoS) dan Polimanado dengan University of Gloucestershire (UoG).
Kemitraan dengan mitra nasional dan internasional telah membawa peningkatan kurikulum Diploma 4 yang selaras dengan tren industri dan standar internasional di sektor maritim.
Baca Juga: Transformasi Digital, TITIP Kembangkan Platform untuk Logistik Maritim
Program D4 selama empat tahun dirancang untuk berbagai subsektor industri maritim. Misalnya di Polibatam terkait logistik dan perdagangan internasional, Polimarin tentang teknik pelayaran, PPNS khusus teknik perkapalan dan Polimanado tentang manajemen pariwisata global.
Kemitraan tersebut telah membantu memperkuat keterlibatan politeknik dengan industri melalui didirikannya Dewan Penasihat Industri lokal. Selain itu, SfP-Indonesia telah memberikan dukungan teknis untuk pengembangan dan peningkatan kurikulum, peningkatan kapasitas guru dan staf akademik, serta pengayaan pengalaman belajar siswa.
Siswa dapat memperoleh manfaat dari pengembangan keterampilan interaktif melalui pembelajaran berbasis kerja dan konsultasi dengan para ahli, dan hubungan kelembagaan yang lebih kuat antara politeknik mereka dan mitra industri yang relevan akan semakin mendukung kemajuan mereka menuju pekerjaan yang layak.
Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Beny Bandanadjaja menyampaikan penghargaannya pada kemitraan bersama yang terbangun oleh ILO bersama dengan 4 politeknik.
Baca Juga: Pembangunan IKN Nusantara Serap 6.700 Tenaga Kerja
“Program dan kemitraan bersama ini merupakan sebuah langkah strategis untuk membangun angkatan kerja Indonesia yang kompeten, produktif dan berdaya saing di sektor maritim," katanya.
Menurut Beny, kehadiran kemitraan bersama itu sejalan dengan prioritas pemerintah Indonesia melalui Peraturan Presiden No. 68/2022 mengenai Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi.
"Dengan melanjutkan hasil-hasil dari kemitraan bersama ini, kita dapat mencapai Indonesia yang sejahtera," tegasnya.
Senada, Direktur ILO untuk Indonesia dan Timor-Leste Michiko Miyamoto menekankan pentingnya pendidikan berkualitas tinggi dan pengembangan keterampilan di Indonesia, khususnya di sektor maritim.
Baca Juga: Shifting Teknologi Penyebab Hilangnya Lapangan Pekerjaan di Masa Depan
“ILO senang melihat kemitraan yang dibangun dengan mitra pendidikan tinggi kami akan berkelanjutan dan akan terus mengarah pada peningkatan tenaga kerja maritim Indonesia untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri dan tren global," katanya.
Sementara itu, Wakil Duta Besar dan Konsul Jenderal Inggris untuk Indonesia dan Timor-Leste Matt Downing menjelaskan, "Inggris dan Indonesia sama-sama negara maritim yang membanggakan dan saya sangat senang bahwa kami dapat mendukung prioritas yang diberikan Presiden Joko Widodo kepada sektor maritim. Tidak hanya untuk menghubungkan pulau-pulau dengan lebih baik tetapi juga untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas perdagangan barang di seluruh nusantara.”
Dia menambahkan, program itu telah menunjukkan bahwa kemitraan antara kedua negara telah membantu memastikan pendidikan pelajar dan tenaga kerja Indonesia menjadi relevan dengan standar internasional yang tinggi.
"Menggunakan pelatihan keterampilan dan keahlian teknis terbaik yang ditawarkan sektor maritim Inggris," katanya.
Baca Juga: Kemnaker Pastikan Revisi Skema JHT Lebih Mudah dan Untungkan Pekerja
Saat ini, Indonesia telah menetapkan ambisinya menjadi negara berpenghasilan tinggi pada usia seratus tahun di tahun 2045 dan menandai pengembangan sumber daya manusia melalui revitalisasi teknis dan kejuruan nasional yang berorientasi permintaan dan sistem pendidikan dan pelatihan vokasi untuk membangun sumber daya manusia yang kompeten, produktif dan berdaya saing.
Sebagai negara kepulauan terbesar, sektor maritim memiliki peran penting terhadap kinerja ekonomi negara dan telah diidentifikasi sebagai sektor prioritas oleh pemerintah dalam rencana utama Poros Maritim Dunia 2014. Juga dengan memperbarui dan memfokus ulang komitmen nasional melalui Agenda Ekonomi Biru yang diluncurkan pada G20 di tahun 2022.