bakabar.com, LUMAJANG - Sedikitnya terdapat 7 Kecamatan di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur terdampak bencana kekeringan. Akibatnya, masyarakat mengalami krisis air bersih.
Hal itu terungkap dalam laporan sementara BPBD Lumajang beserta camat dan kepala desa usai melakukan rapat koordinasi. Setidaknya ditemukan ada 7 kecamatan di Lumajang yang mengalami bencana kekeringan dan krisis air bersih.
Dari 7 kecamatan tersebut terdapat 9 desa yang dilaporkan mengalami krisis air bersih. Wilayah yang terdampak itu meluputi Desa Jenggrong dan Desa Meninjo di Kecamatan Ranuyoso.
Kemudian, Desa Tegalciut dan Kebonan yang berada di Kecamatan Klakah. Lalu Desa Tunjung, Desa Gucialit, Desa Dadapan, dan Desa Wonokerto di Kecamatan Gucialit.
Baca Juga: 17 Desa Alami Kekeringan, BPBD Lumajang Distribusi Air Bersih
Berikutnya Desa Boreng yang termasuk di Kecamatan Lumajang. Adapun tiga Kecamatan seperti Kedungjajang, Tempeh dan Randuagung masih belum melakukan koordinasi dengan pihak BPBD Lumajang
Kabid Pencegahan dan Logistik BPBD Lumajang Wawan Hadi menjelaskan, saat ini pihak BPBD Lumajang sudah melakukan dropping air bersih di beberapa titik yang mengalami kekeringan.
"Sejak mendapatkan laporan awal dengan pihak desa dan kecamatan yang terdampak masalah kekeringan, kami sudah melakukan dropping air bersih setiap hari di lokasi yang berbeda" ungkap Wawan.
Pihak BPBD Lumajang akan terus melakukan distribusi air bersih di sejumlah titik yang terdampak sampai bulan Oktober.
Baca Juga: Imbas Musim Kemarau, Harga Beras di Lumajang Capai Rp14 ribu per Kilo
"Kami akan terus dropping air bersih sampai bulan Oktober. Harapan saya juga sebelum bulan Oktober masalah ini dapat teratasi" pungkasnya.
Wawan menambahkan, "Sudah sebulan lebih teman-teman melakukan dropping air bersih ke beberapa tempat. Dan akan terus diupayakan sampai bulan Oktober atau masalah dapat teratasi sebelum itu,"
Sejauh ini, dropping air bersih dilakukan dengan mengerahkan 4 unit mobil tangki dengan masing-masing memuat 5.000 liter air. Jika ditotal, terdapat sebanyak 20.000 liter air yang dapat disalurkan. Selain itu, pemberangkatan dropping dimulai pada jam 08.00 WIB dengan 6 rit perjalanan.
"Pemberangkatan mulai jam 08.00 WIB dengan 4 mobil tangki yang mengangkut 20.000 liter air bersih dan 6 rit perjalanan" pungkas Wawan.