bakabar.com, JAKARTA - Chief Executive Officer (CEO) PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Alexander Barus akhirnya buka suara mengenai kecelakaan kerja yang terjadi di kawasan tambangnya, pada Kamis (3/8) dini hari.
Alexander mengungkapkan, ia belum menerima info detail tentang adanya kecelakaan kerja tersebut. Ia baru mengetahui hal itu dari pemberitaan media.
Kasus-kasus kecelakaan kerja yang terjadi di PT IMIP, menurut Alexander, sering dijadikan sebagai komoditas yang sifatnya negatif oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Atas dasar itu, PT IMIP sangat berhati-hati dalam mengeluarkan komentar kepada publik.
"Sudah sejak awal kita (IMIP) hadapi hal itu. Tapi ya udah, selama tidak mengganggu," jelasnya kepada bakabar.com pada Senin (7/8).
Baca Juga: Pekerja Tambang jadi Korban, Trend Asia: Pengawasan Negara Minim
CEO PT IMIP itu lebih memilih untuk mengabaikan kabar miring yang kerap menyudutkan perusahaannya. Ia mengaku tetap komit pada tujuan besar perusahaan sebagai bagian dari proyek strategis nasional (PSN) untuk mengelola kawasan industri berbasis nikel.
"Ah, tidak perlu kita layani," ungkap Alexander.
Menurut Alexander, kabar yang tendensinya negatif itu sengaja dihembuskan oleh sekelompok orang yang tidak senang dengan kinerja PT IMIP. Ia pun menyesalkan adanya isu-isu yang bersifat merugikan tersebut.
Selama ini, PT IMIP diketahui memiliki produk utama berupa nikel, stainless steel dan carbon steel. Tak hanya itu, PT IMP juga memiliki industri pendukung yang beragam, mulai dari coal power plant, pabrik mangan, silikon, chrome, kapur, kokas, dan lainnya, hingga pelabuhan dan bandara.
Baca Juga: Kecelakaan Kerja di PT IMIP, Kemnaker: Tim Pengawas Belum Melapor
Sementara saat ditanya tentang kebenaran insiden kecelakaan kerja di kawasan tambang milik PT IMIP pada Kamis (3/8), Alexander tidak berkomentar. Ia hanya menjelaskan bahwa pihaknya telah menerapkan standard operating procedure (SOP) yang sesuai ketentuan ketika kecelakaan kerja terjadi.
"Kalo ada kecelakaan, itu tidak bisa dihindarkan, hanya kita berusaha untuk meminimalisir," terangnya.
Sebagai informasi, kecelakaan kerja telah menewaskan seorang pekerja (buruh PT OSMI) pada Kamis (3/8) di kolam skimming akibat panik, saat eskavator yang dikemudikannya amblas. Amblasnya eskavator ditengarai karena landasan yang terbuat dari slack NPI itu tidak kuat menopang.
Informasi yang beredar menyebutkan, kecelakaan terjadi pada pukul 04.00 WITA. Korban meninggal akibat mengalami luka bakar serius dan terpaksa dilarikan ke RSUD Bungku.