Sektor Hulu Migas

Kebijakan Kementerian ESDM di Sektor Hulu, Berdampak Positif bagi Pertamina

Dirut PT Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan kebijakan pemerintah, yang kondusif telah berdampak positif bagi kegiatan usaha Pertamina.

Featured-Image
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati (kedua kiri) berbincang dengan Presiden Direktur dan CEO PT Badak NGL Gema Iriandus Pahalawan (kiri), Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Wiko Migantoro (kanan) dan Wakil Wali Kota Bontang Najirah (ketiga kiri) saat peresmian LPG Production Booster System di Badak LNG, Bontang, Kalimantan Timur, Selasa (6/12). Foto: ANTARA

bakabar.com, JAKARTA - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengungkapkan kebijakan pemerintah yang kondusif telah berdampak positif bagi kegiatan usaha operator migas di Indonesia, khususnya Pertamina.

"Kami berterima kasih atas semua dukungan Pak Menteri (ESDM) Arifin Tasrif sehingga Pertamina bisa berkontribusi di sektor hulu. Tentu, ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang semakin kondusif," kata Nicke melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (11/02).

Ia pun menyampaikan apresiasi kepada Kementerian ESDM atas dukungan penuh kepada Pertamina sebagai salah satu operator hulu yang menjadi daya dorong bagi perusahaan untuk meningkatkan cadangan dan produksi migas serta mengembangkan wilayah kerjanya.

Selain di sektor hulu, lanjut Nicke, dukungan regulasi Kementerian ESDM juga diterapkan pada kebijakan harga solar subsidi dan Pertalite.

Baca Juga: Aturan Pembatasan Pertalite, Pertamina: Kita Masih Fokus ke Solar

Selama lebih dari dua tahun pandemi COVID-19, pemerintah telah menjaga harga BBM subsidi di bawah harga pasar, sehingga Pertamina dapat tetap menyalurkan BBM dengan harga terjangkau hingga pelosok Nusantara.

"Dengan harga solar subsidi dan Pertalite yang stabil, di masa pandemi, Pertamina dapat mendukung pemerintah dalam menjaga inflasi dan daya beli masyarakat," ujar Nicke.

Oleh karena itu, Pertamina terus memperkuat infrastruktur dan distribusi dengan menambah outlet penyaluran BBM dan LPG dalam rangka memperluas jaringan dan mendekatkan titik penjualan kepada masyarakat.

Hingga saat ini, Pertamina memiliki 7.904 SPBU yang beroperasi di seluruh Indonesia. Pertamina juga telah membangun 6.232 Pertashop yang tersebar di berbagai wilayah pedesaan di Tanah Air.

Baca Juga: Pembatasan BBM Subsidi Diperluas, Sopir Truk di Jakut Instal MyPertamina

Selain itu, untuk memastikan kemudahan akses bagi masyarakat di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T), Pertamina dari 2017 hingga Januari 2023 telah membangun 417 SPBU di wilayah 3T dalam program BBM satu harga.

Untuk outlet LPG, saat ini jumlah agen public service obligation (PSO) 4.950, agen non-PSO 860, pangkalan PSO 233 ribu dan outlet non-PSO 55 ribu.

"Ketika kegiatan ekonomi mulai menggeliat, tahun 2022 pemerintah memberikan tambahan kuota BBM subsidi sehingga kebutuhan BBM dan LPG di masyarakat tetap terpenuhi," ucap Nicke.

Editor


Komentar
Banner
Banner