bakabar.com, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) memperluas pembatasan pembelian BBM jenis solar subsidi ke 13 kota/kabupaten. Pembatasan tersebut membuat para sopir di Jakarta Utara mulai menginstal aplikasi MyPertamina.
Meskipun belum diberlakukan di ibu kota, sejumlah sopir truk yang melintas dari Jakarta Utara dengan tujuan ke luar kota telah mempersiapkan diri dengan aplikasi tersebut.
Wahid (53) salah satunya. Sopir truk barang yang sedang mengantre di salah atu SPBU di Jakarta Utara itu membawa secarik kertas yang baru saja dicetak berisi kode QR untuk dipindai.
"Ini dibawa buat jaga-jaga aja, siapa tahu diperlukan," kata Wahid saat ditemui, Selasa (7/2).
Baca Juga: Keluh Sri Mulyani, Subsidi BBM 3 Kali Lebih Besar dari Anggaran LPDP
Penggunaan aplikasi MyPertamina menurut Wahid agak merepotkan. Pasalnya, aplikasi tersebut membutuhkan waktu yang cukup banyak, hanya untuk mengisi BBM. Akibatnya antrean menjadi panjang.
"Nggak setuju ribet aja. Ribet aja jadi agak mengganggu. Ya memang belum melakukan, tapi maunya normal-normal aja," ucapnya.
Topan (33), sopir truk trailer mengeluhkan hal serupa. Dia tidak punya pilihan lain, ketika sebuah kebijakan telah diketuk palu. Menurutnya, peraturan yang sudah diberlakukan di sejumlah kota itu cukup merepotkan.
"Karena sudah jadi ya sudah nggak apa-apa, cuman agak ribet aja," tegas Topan.
Baca Juga: Tak Hanya Pertamina, Harga BBM Kompak Naik di Semua SPBU
Merepotkan, kata Topan, salah satunya terkait cara registrasi di aplikasi MyPertamina. Dia kesulitan menggunggah foto diri seperti yang diminta oleh aplikasi.
"Rada ribet sih, bang. Itu kan yang di aplikasinya harus berapa MB ya fotonya, jadi ribet harus bolak balik ngompres," ucap dia.
Pembatasan pembelian solar subsidi yang diberlakukan di 13 titik, kini sudah menjangkau 193 kabupaten/kota. Sementara itu, pembatasan pembelian BBM menggunakan aplikasi MyPertamina sudah dijalankan sejak 26 Desember 2022.
