bakabar.com, JAKARTA - Kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Kabupaten Hulu Sungai Tengah periode Januari hingga Agustus 2023 meningkat mencapai 16.675 kasus. Kasus tersebut meningkat seiring terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Menanggapi kejadian tersebut, pengamat kesehatan, Hermawan Saputra mendesak pemerintah setempat agar melakukan tindakan antisipasi untuk mengatasi karhutla yang kian mengkhawatirkan.
Menurutnya, peristiwa karhutla memiliki dampak besar terhadap masyarakat. Salah satunya, mengakibatkan terjadinya sesak nafas dan peningkatan penderita asma.
"Cuaca kering dari polusi karena kendaraan saja bisa menyebabkan kualitas udara bermasalah dan berbahaya. Apalagi kalau itu terjadi karena pembakaran lahan dan hutan," ujar Hermawan kepada bakabar.com, Jumat (8/9).
Baca Juga: BNPB Sebut 3 Faktor Pemicu Api Lama Padam di Karhutla TNBTS
Hermawan meminta agar pemerintah setempat mengeluarkan imbauan tentang pentingnya menjalankan protokol kesehatan. Salah satunya dengan menganjurkan penggunaan masker.
"Yang berikutnya perbanyak meminum air putih. Dan yang paling penting hindari area yang terlalu terbuka," katanya.
Sementara itu, apabila di dalam rumah, kata Hermawan, perlu untuk memperhatikan ventilasi dan sirkulasi udara. Sebisa mungkin, jangan sampai ada asap yang masuk.
Hal lainnya, ujar Hermawan, kualitas makanan perlu dijaga. Dengan memperbanyak makanan yang mengandung serat akan mendorong pembentukan imun tubuh.
Baca Juga: KLHK: Status Darurat Karhutla di Kalimantan Selatan Harus Diwaspadai
Sebagai informasi, dalam beberapa waktu terakhir, sejumlah siswa mengeluhkan sesak nafas, demam, hingga batuk-batuk. Hal itu ditengarai akibat kabut asap dari hasil kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Palangkaraya yang meningkat intensitasnya.
Penurunan kualitas udara di Palangkaraya tercatat di alat yang disebut Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) besutan KLHK. Melalui dinas pendidikan, pemerintah kota telah mengeluarkan surat edaran yang mewajibkan siswa untuk menggunakan masker saat berada di luar ruangan.
Imbauan itu ditindaklanjuti oleh Kecamatan Pahandut dengan mulai membagikan masker gratis ke sejumlah sekolah. Sedikitnya 6.000 masker telah dibagikan, dibarengi imbauan agar siswa tidak beraktivitas di luar ruangan.