bakabar.com, LUMAJANG - Api kebakaran hutan dan lahan atau karhutla di jalur pendakian Gunung Semeru akhirnya padam setelah 2 hari berturut terbakar.
Kebakaran hutan dan lahan kembali terjadi di kawasan TNBTS Jatim. Kali ini di jalur pendakian lama Gunung Semeru. Lokasi tepatnya berada di blok Sentong pada hari pertama titik api muncul, Jumat (13/10) tepat pukul 05.30-23.10 WIB.
Setelah mendapatkan laporan, petugas melakukan pemadaman api dengan bantuan dari berbagai pihak yang berjumlah 21 orang. Terdiri dari Petugas PTN Resort Ranupani, Resort Coban Trisula, Polsek Senduro, SMK Kehutanan Makassar, Mahasiswa Kehutanan UGM dan masyarakat Ranupani.
Baca Juga: Cuaca Terik Menjamah Kalsel, BMKG Waspadai Karhutla
Pemadaman dilakukan dengan cara menggunakan 6 alat gepyok dan 5 jetshooter air dengan transportasi 7 unit motor. Upaya pemadaman dilakukan hingga jam 23.10 WIB.
Personel bertambah menjadi 42 berikutnya pada hari Sabtu (14/10) dari pihak PT PAN, Masyarakat Peduli Api (MPA) Ranupani, MPA Argosari, Koramil Senduro, RPTN Senduro, dan RPTN Gucialit.
Menggunakan jetshooter dan gepyok untuk memadamkan api dan mop up untuk mengecek kembali sisa api mencegah agar tidak terjadi kebakaran susulan.
Baca Juga: Biang Karhutla, KLHK Segel Lahan Milik Perusahaan BUMN di Sumsel
Api benar-benar padam kemudian setelah 5 jam lebih pada jam 15.47 WIB ketika penyisiran lokasi titik api yang sempat bertambah di blok Ayeg-ayeg dan blok Po'o. Selain itu, vegetasi yang terbakar adalah pohon cemara gunung, acasia, Gengeng, Kirinyuh, Pakis dan alang-alang.
"Api padam setelah 2 hari penyisiran dan pemadaman di blok Sentong, Ayeg-ayeg dan Po'o. Penyebab masih belum diketahui namun karena musim kemarau tanaman menjadi kering bisa memungkinan munculnya api karhutla" terang Hendra Humas TNBTS.
Penyebab masih belum diketahui namun dugaan sementara adalah karena musim kemarau dan tanaman yang kering memungkinan terjadi karhutla. Sementara itu, luas area terbakar masih dalam perhitungan pihak pengelola TNBTS.
"Lalu, perkiraan luas area terbakar masih dalam perhitungan kami" jelas Hendra