bakabar.com, JAKARTA- PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (Perseroan) menjual sahamnya hampir Rp1 triliun untuk mengembangkan smelter aluminium di Kalimantan Utara (Kaltara).
“Hasil dari transaksi ini akan digunakan untuk pengembangan smelter aluminium yang akan menjadi proyek perdana di Kalimantan Utara,” ujar Presiden Direktur ADMR Christian Ariano Rachmat dikutip dari Bisnis.com.
PT ADMR melalui anak usahanya PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI), melepas 925.748 sahamnya.
Saham senilai Rp925,8 miliar atau US$59,7 juta akan diambil oleh Aumay Mining Pte. Ltd. (Aumay) dan PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA).
Setelah perjanjian ini, kepemilikan KAI adalah: PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) 65 persen melalui anak perusahaan, Aumay 22,5 persen dan CITA 12,5 persen.
KAI merupakan perusahaan anak perseroan yang akan mengembangkan proyek smelter aluminium dalam tiga tahap pembangunan. Smelter aluminium itu diperkirakan berkapasitas total mencapai 1,5 juta hingga 2 juta ton per tahun.
Baca Juga: Buruknya Pengarsipan Rekam Medis RSUD Ratu Zalecha Martapura
Tahap pertama dari tiga tahap pengembangan smelter aluminium ini akan menghasilkan 500.000 ton aluminium per tahun saat tanggal operasi komersial (Commercial Operation Date atau COD) diproyeksikan tercapai pada 2025.
“Besar kemungkinan smelter aluminium ini akan menjadi segmen pendapatan terbesar Perseroan,” ungkap Christian.
Dia melanjutkan, Adaro Minerals juga melakukan diversifikasi usaha melalui pengembangan proyek perdana di Kaltara. Melalui KAI, smelter aluminium ADMR akan menghasilkan komponen utama bagi industri baterai kendaraan listrik dan energi terbarukan.
Selain itu, menurut Christian melalui proyek ini Adaro dapat melakukan ekspansi usaha dan diversifikasi pendapatan melalui proyek peningkatan nilai, meningkatkan produksi aluminium Indonesia.
"Serta berkontribusi terhadap upaya Indonesia untuk menjadi pusat industri kendaraan listrik,” tutur Christian.
Baca Juga: Berkas Dukungan 13 Bakal Calon DPD RI Kalsel Segera Diverifikasi
Pembangunan jetty dan infrastruktur pendukung lainnya untuk smelter aluminium ini telah dimulai. Dan ADMR memperkirakan bahwa tahap pertama proyek ini akan rampung pada semester pertama 2025 dengan perkiraan waktu pembangunan sekitar 24 bulan.