Evakuasi Wni Sudan

Jokowi: 969 WNI Telah Dievakuasi dari Sudan

Presiden Jokowi menyatakan telah berhasil mengevakuasi 969 warga negara Indonesia (WNI) dari Sudan yang tengah diselubungi konflik bersenjata.

Featured-Image
Sebanyak 385 warga Negara Indonesia (WNI) yang berhasil dievakuasi dari Sudan telah tiba di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta, Jumat (28/4). apahabar.com/Andrey

bakabar.com, JAKARTA - Presiden Jokowi menyatakan telah berhasil mengevakuasi 969 warga negara Indonesia (WNI) dari Sudan yang tengah diselubungi konflik bersenjata.

"Pemerintah telah berhasil mengevakuasi WNI dari Sudan. Per hari ini, jumlah WNI yang telah dievakuasi sebanyak 969 orang," kata Jokowi di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Senin (8/5).

Baca Juga: Usai Jalani Karantina, 13 Mahasiswa Sudan Asal Sulsel Dipulangkan

Ia menerangkan 936 di antaranya telah dipulangkan ke Indonesia, sedangkan 33 WNI lainnya masih berada di luar Sudan. Namun ia memastikan 33 WNI berada di tempat aman dari konflik bersenjata.

"Ke depan, perlindungan WNI akan terus kami tingkatkan dan kami perkuat," tambahnya.

Baca Juga: Kemensos Fasilitasi Pengungsian dan Logistik bagi WNI dari Sudan

Jokowi mengungkap data WNI dari Sudan bertambah yang semula disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi sebanyak 955 WNI dievakuasi dari Sudan beberapa waktu lalu.

Menlu Retno melaporkan evakuasi dilakukan secara senyap untuk memastikan keselamatan dan keamanan WNI di tengah konflik bersenjata di Sudan.

"Karena semua menyangkut masalah safety and security dari WNI yang akan kami evakuasi, karena situasi setempat selalu sangat dinamis, sangat cair, dan dapat mengancam keselamatan para WNI," kata Retno.

Baca Juga: Belasan Bus TransJakarta Diterjunkan Jemput Kepulangan WNI dari Sudan

Sementara itu, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) juga memastikan penyediaan layanan kesehatan terbaik bagi WNI yang dievakuasi dari Sudan.

Sudan dilanda konflik bersenjata sejak 15 April 2023, dipicu oleh pertempuran antara dua jenderal, yakni panglima militer Abdel Fattah al-Burhan dan komandan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) Mohammed Hamdan "Hemedti" Dagalo. Kementerian Kesehatan Sudan menyatakan lebih dari 550 orang tewas akibat pertempuran tersebut.

Editor


Komentar
Banner
Banner