kesehatan mental

Jerat FOMO Ancam Jiwa Netizen, Bagaimana Mencegahnya?

Pernahkah Anda merasa takut ketinggalan tren kekinian? Kalau demikian, Anda mesti waspada karena boleh jadi itu pertanda fear of missing out (FOMO).

Featured-Image
Ancaman Fear of Missing Out (Foto: dok.pophaber)

bakabar.com, JAKARTA – Pernahkah Anda merasa takut ketinggalan tren kekinian? Kalau demikian, Anda mesti waspada karena boleh jadi itu pertanda fear of missing out (FOMO).

Perasaan ini nyatanya dapat membahayakan kondisi psikologis seseorang, bahkan sampai meregang nyawa, sebagaimana yang dialami Molly Russel. Remaja perempuan berusia 14 tahun itu mengakhiri hidupnya pada 2017, lantaran melihat 'tren' foto di Instagram yang menekankan unsur self-harm dan suicide.

Lantas, sebenarnya apa itu FOMO? Bagaimana cara mencegah perasaan tersebut agar tak merusak kondisi psikologis? Melansir berbagai sumber, berikut ulasan mengenai serba-serbi FOMO.

Berawal dari Media Sosial

FOMO sejatinya adalah kondisi di mana seseorang kerap merasa cemas akan ketinggalan kabar atau tren terkini. Kondisi ini membuat orang-orang yang mengalaminya merasa takut akan dicap ketinggalan zaman dan tidak gaul.

Penelitian The Impact of Social Network Site Use and FOMO menyatakan kondisi ini umumnya dirasakan anak-anak muda, terutama bagi yang aktif di media sosial.

Platform tersebut memang bermanfaat untuk komunikasi, namun foto dan video unggahan orang lain, seperti liburan atau makan di restoran, dapat menimbulkan rasa iri.

Hal serupa juga disampaikan dalam laman LM Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM), di mana menyatakan bahwa FOMO merupakan dampak dari adanya teknologi berupa media sosial, seperti Instagram, Twitter, Facebook, dan sebagainya.

Orang dengan tingkat FOMO yang tinggi merasa harus selalu mengecek sosial media karena merasa takut tertinggal berita terbaru. Mereka bakal merasa gelisah bila tak terhubung atau tidak bisa mengikuti suatu tren.

Selain cemas, FOMO berkaitan erat dengan perasaan selalu terlibat dalam segala momen yang menyenangkan. Demi mengejar eksistensi dan pengakuan, segelintir orang bahkan sengaja menampilkan image yang tak sesuai dengan jati diri sebenarnya.

HALAMAN
12
Editor


Komentar
Banner
Banner