Borneo Hits

Hotline Psikiater Khusus Pelajar di Banjarbaru Segera Diluncurkan, Siswa Bisa Curhat!

Pemkot Banjarbaru tengah menyiapkan layanan hotline khusus anak sekolah di semua jenjang, sebagai langkah responsif terhadap meningkatnya kasus kesehatan mental

Featured-Image
Anak - anak sekolah dasar di Banjarbaru saat bermain di Taman Van Der Pijl kala peresmian beberapa waktu lalu. Foto : bakabar/Fida

bakabar.com, BANJARBARU – Pemkot Banjarbaru segera meluncurkan layanan hotline khusus anak sekolah di semua jenjang, sebagai langkah responsif terhadap peningkatan kasus kesehatan mental di kalangan pelajar.

Keputusan ini diambil setelah kasus tragis bunuh diri seorang siswi berprestasi yang menggemparkan masyarakat beberapa waktu lalu.

Hotline akan dikelola oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Banjarbaru bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3APMP2KB). Layanan ini dirancang untuk memberikan ruang bagi pelajar yang ingin mencurahkan perasaan atau menghadapi tekanan mental tanpa takut dihakimi.

“Kami akan menghadirkan hotline 24 jam agar anak-anak sekolah bisa curhat langsung, dan akan ditangani oleh profesional. Kami memahami bahwa anak-anak zaman sekarang lebih nyaman berkomunikasi melalui tulisan, sehingga pendekatan ini dirasa lebih efektif,” papae Kepala Disdik Banjarbaru, Dedy Soetoyo, Kamis (20/2).

Hotline ini akan tersedia bagi seluruh jenjang pendidikan, mulai dari SD, SMP, hingga SMA/SMK.

Dedy menegaskan bahwa setelah layanan ini resmi berjalan, pihaknya akan segera mensosialisasikan ke sekolah-sekolah agar para siswa mengetahui dan manfaat hotline tersebut.

“Kami berharap dengan adanya hotline ini, kasus-kasus yang mengganggu kesehatan mental anak bisa terdeteksi lebih awal, sehingga kejadian yang memilukan seperti kemarin tidak terulang lagi,” tambahnya.

Selain menyediakan layanan hotline, Dedy juga mengingatkan pentingnya peran orang tua dan lingkungan dalam memahami perubahan karakter anak-anak di era digital ini. Menurutnya, generasi Alpha yang kini mendominasi sekolah, memiliki pola pikir dan kebiasaan yang berbeda dengan generasi sebelumnya.

“Orang tua harus lebih peduli, mengawasi aktivitas anak, memahami apa yang mereka alami, serta memastikan mereka mendapatkan dukungan yang cukup,” tegasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner