Banjir Lahar Semeru

Jembatan Terputus, Siswa Sumberlangsep Terancam Tak Bisa Sekolah

Banjir lahar dingin Semeru tak cuma membuat lima jembatan di Lumajang terputus. Tapi juga memutus akses siswa sekolah.

Featured-Image
Sejumlah relawan Ben Sromben naik Excavator usai menyalurkan bantuan di Dusun Sumberlangsep Desa Jugosari Kecamatan Candipuro, Minggu (9/7). Foto relawan Ben Sromben

bakabar.com, LUMAJANG - Banjir lahar dingin Semeru tak cuma membuat lima jembatan di Lumajang terputus. Tapi juga memutus akses siswa sekolah.

Gabungan relawan Jember; Ben Sromben Indonesia turun langsung ke lapangan. Mereka membidik kawasan terisolir damapk banjir lahar dingin Gunung Semeru.

Relawan Ben Sromben asal Jember, Maya Cendrawasih mengatakan, terdapat 137 KK warga yang tinggal di Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro yang terisolir.

Baca Juga: Pemprov Jatim Segera Bangun Jembatan Putus di Lumajang

Jembatan Kali Regoyo yang putus membuat warga Sumberlangsep tak bisa menyeberang ke Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro.

Putusnya jembatan juga membuat anak-anak sekolah, harus menyeberangi sungai dengan bantuan orang dewasa. Setidaknya hingga beberapa bulan ke depan, sampai perbaikan selesai dilakukan.

"Dibangun untuk akses anak-anak sekolah, karena putus, tidak ada jalan lain hanya itu," kata Maya kepada bakabar.com, Senin (10/7).

Meski anak sekolah masih libur, tapi kata Maya, untuk ukuran orang dewasa, sungai selebar 50 meter itu tetap berbahaya. Sebab, alirannya terpecah menjadi beberapa bagian, ada yang berarus deras dan landai.

"Kemarin relawan ada yang hampir terseret arus, padahal itu debit air sudah sangat landai. Dan itu sewaktu waktu debitnya bisa meningkat," kata Maya.

Baca Juga: Banjir Lahar Semeru, Jembatan Penghubung Lumajang-Malang Putus

Untuk mengurangi risiko, para relawan akhirnya naik excavator untuk kembali menyeberang sungai. Selain kondisi debit air yang sedikit lebih tinggi.

Jembatan Kali Regoyo dibangun pada November 2020. Jembatan gantung sepanjang 150 meter dan lebar 1,8 meter itu dibangun dengan kebutuhan prioritas untuk anak anak sekolah.

Kini kondisi jembatan putus, namun tak sepenuhnya terbawa banjir lahar.

"Pakai jembatan, berisiko, karena sudah meleyot semua besi besinya, sisi di Kamar Kajang sudah miring. Itu berisiko," jelasnya.

Jembatan Gantung Putus
Jembatan gantung Kali Regoyo, Dusun Kebundeli, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang putus diterjang banjir lahar Semeru, Jumat (7/7). Foto: tangkapan layar video relawan peduli bencana Semeru.

Tak Ada Puskesmas

Sementara itu, kata Maya, di Sumberlangsep juga belum tersedia Puskesmas, sehingga orang sakit juga harus dibantu menyeberangi sungai.

Selain memberi bantuan sembako dan obat obatan, para relawan juga bakal memasang tambang untuk pegangan ketika menyeberangi sungai.

"Makanya kemarin kami mendonasikan tampar (tambang) untuk pegangan menyeberang," jelasnya.

Di dusun tersebut, kata Maya, aliran listrik juga masih padam sejak bencana terjadi sejak Jumat 7 Juli kemarin.

Baca Juga: Pemprov Jatim Prioritaskan Penanganan Jembatan Putus di Lumajang

"Sampai sekarang listrik masih padam, jadi kasian anak anak, banyak yang rewel," ujarnya.

Untuk itu, pihaknya bakal kembali ke Sumberlangsep untuk menyalurkan bantuan lilin, permen hingga berbagai kebutuhan prioritas untuk perempuan, Anak anak dan Lansia.

"Obat obatan, Pampers, sampai permen agar anak tidak rewel butuh di sana," katanya.

Maya menyebut, rumah masyarakat di Sumberlangsep memang tidak terdampak luapan banjir lahar. Namun, dampak tidak langsung yang dirasakan masyarakat, lebih jarang diperhatikan pemerintah.

Padahal mayoritas warga yang bekerja sebagai penambang pasir hingga kini belum bisa bekerja.

"Jembatan putus, akses susah, nunggu debit air aman, baru bisa menyeberang, karena sudah tiga hari ini mereka tidak bekerja. penambang pasir pekerjaan utama," katanya.

Baca Juga: Wabup Lumajang Minta Korban Letusan Semeru Tinggal di Pengungsian

"Terdampak tapi tidak langsung, itu yang tidak terlihat, padahal itu yang juga butuh bantuan," tambahnya.

Banjir lahar dingin di Semeru terjadi pada Jumat (7/7). Peristiwa itu membuat lima jembatan putus. Yakni, jembatan penghubung Desa Kloposawit dengan Tumpeng. Kemudian Jembatan Kaliregoyo penghubung Desa Jugosari dengan Dusun kebondeli Selatan.

Lalu, jembatan penghubung Lumajang-Malang, Jembatan Limpas Penghubung Desa Tumpeng dan Desa Nguter dan Jembatan Kalibiru Penghubung Desa Sidomulyo dengan Desa Pronojiwo.

Editor


Komentar
Banner
Banner