Jellyfish Parenting

Jellyfish Parenting, Cara Orangtua Bangun Hubungan Hangat dan Terbuka dengan Anak

Jellyfish Parenting, pola pengasuhan anak yang menekankankelembutan, keterbukaan, dan hubungan yang erat antara orangtua dan anak.

Featured-Image
Jellyfish Parenting merupakan pola asuh anak yang mengutamakan kedekatan dan kelembutan pada anak. Foto: Cafemom

bakabar.com, JAKARTAJellyfish Parenting, pola pengasuhan anak yang menekankan kelembutan, keterbukaan, dan hubungan yang erat antara orangtua dan anak.

Mendidik anak harus dilakukan dengan sepenuh hati dan keseriusan yang mendalam. Jellyfish parenting mungkin bisa jadi pilihan, namun pahami dulu apa dampaknya.

Melansir laman Find My Kids Blog, "Jellyfish Parenting" adalah istilah yang tengah populer dalam dunia pengasuhan. Pendekatan ini menekankan sikap lemah lembut dan tidak otoriter dalam proses mendidik dan mengasuh anak.

“Kelebihan dari pendekatan ini adalah orang tua memiliki banyak komunikasi dan empati positif terhadap anak yang kemungkinan besar mengarah pada keterikatan dan koneksi positif,” kata Jami Dumler, LCSW, seorang konselor di Thriveworks di Pennsylvania, dikutip dari Very Well Family.

“Banyak hubungan orang tua-anak dalam gaya pengasuhan ini tampak seperti persahabatan,” imbuhnya.

Artinya, para orangtua yang menganut Jellyfish Parenting berupaya menciptakan lingkungan yang mendukung, mendengarkan anak-anak, dan membangun hubungan yang erat ketimbang mengandalkan hukuman atau pengalihan.

Istilah "Jellyfish Parenting" mungkin terinspirasi dari ubur-ubur yang mengapung mengikuti arus tanpa usaha keras untuk mengarahkannya, dan membiarkan alam mengambil jalannya.

Pendekatan ini, yang berakar dari Asia, telah mendapatkan popularitas di seluruh dunia sebagai pendekatan alternatif dalam mendidik anak-anak dengan lebih menerima.

Jellyfish parenting. Foto: parents
Jellyfish parenting. Foto: parents

Pendekatan Jellyfish Parenting mempromosikan ide-ide seperti memprioritaskan ekspresi emosi anak, memberikan perhatian khusus pada kebutuhan individu, serta mengajarkan pentingnya saling menghormati untuk melindungi otonomi dan keamanan anak-anak.

Hal yang Perlu dipertimbangkan 

Namun, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan. Salah satunya adalah risiko perilaku, di mana anak-anak mungkin tidak menyadari konsekuensi dari tindakan mereka, yang dapat berdampak buruk pada prestasi akademis atau perilaku kriminal di masa depan.

“Orang tua dengan gaya pengasuhan ubur-ubur kemungkinan besar akan kesulitan mempertahankan kendali dan menetapkan serta memegang batasan terhadap anak-anak mereka di saat-saat sulit,” ujar Dumler.

Selain itu, Jellyfish Parenting dapat menyebabkan kekurangan tanggung jawab dan akuntabilitas, di mana anak-anak mungkin merasa terlalu nyaman dan mengandalkan orang lain untuk mengurus mereka.

Pendekatan ini juga dapat merugikan perkembangan anak dalam hal menetapkan tujuan hidup dan mengatasi tekanan serta stres. Kurangnya bimbingan dari orang tua dapat membuat anak kesulitan menavigasi tantangan yang mereka hadapi saat dewasa.

Jadi, meski Jellyfish Parenting memiliki nilai positif seperti penerimaan dan dukungan, penting bagi orang tua untuk mempertimbangkan implikasi potensialnya terhadap perkembangan anak mereka dan mencari keseimbangan yang sesuai dalam pendekatan pengasuhan mereka.

Editor


Komentar
Banner
Banner