bakabar.com, MARABAHAN - Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) melaksanakan sosialisasi menjadi orang tua yang sadar emosi dengan pola asuh anak tanpa beban masa lalu.
Dilaksanakan di Aula Selidah, Marabahan, Selasa, (29/10), sosialisasi itu membantu orang tua, khususnya para ibu untuk melupakan masa lalu yang mungkin pernah dialami, sehingga turut menciptakan generasi yang lebih baik.
“Kami angkat isu pola asuh, karena banyak keluarga yang melakukan pola asuh turun temurun dari generasi sebelumnya," papar Kabid PPA, Lisa Herawaty, selaku pembicara.
"Akhirnya tanpa disadari trauma masa lalu ikut dalam pengasuhan. Artinya orang tua adalah pelaku utama kerusakan mental dan psikis anak-anak," imbuhnya.
Ditegaskan bahwa kekerasan verbal lebih menyakitkan dan berpengaruh kepada kenakalan remaja. Padahal perilaku anak tidak terlepas dari hubungan antara orang tua dan anak.
"Apalagi dalam era kemajuan teknologi informasi seperti sekarang, para orang tua harus menekankan kepada anak tentang batasan-batasan menggunakan media sosial," tegas Lisa.
Disebutkana pula bahwa pendidikan merupakan salah satu dari 31 hak anak yang tercantum dalam Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002.
“Pendidikan itu kewajiban dari orang tua, karena tidak seorang pun anak yang terlahir nakal dan bermasalah," tegas Lisa.
Sosialisasi yang diikuti berbagai organisasi perempuan, termasuk TP PKK, Bhayangkari, Persit dan Gatriwara ini juga menghadirkan praktisi parenting Rimalia Karim.
Dalam kesempatan itu, Rimalia menjelaskan bahwa perkembangan emosional dan sosial orang tua yang bahagia akan berdampak positif dalam pendidikan anak.
“Penelitian menunjukan bahwa anak dari orang tua yang bahagia, cenderung memiliki tingkat kecemasan dan depresi lebih rendah, serta memiliki keterampilan sosial lebih baik," beber Rimalia.
"Sebaliknya anak yang tidak mendapat cinta, perhatian dan kasih sayang, akan mengalami gangguan pertumbuhan otak, mudah stress, depresi, sulit menyesuaikan diri dan cenderung menunjukan perilaku anti sosial,” tutupnya.