Jelang Idulfitri 1444 Hijriah

Janur dan Daun Pisang di Pasar Phara Sentani, Ramai Diburu Pembeli

Pasar Phara Sentani di Kabupaten Jayapura, Papua, ramai dengan pedagang dadakan daun kelapa muda atau janur dan daun pisang menjelang Idulfitri 1444 Hijriah.

Featured-Image
Suasana pasar Phara Sentani di Kabupaten Jayapura, Papua pada H-2 Idul Fitri 1444 Hijriah. Foto: ANTARA

bakabar.com, JAKARTA - Pasar Phara Sentani di Kabupaten Jayapura, Papua, ramai dengan pedagang dadakan daun kelapa muda atau janur dan daun pisang menjelang Idulfitri 1444 Hijriah.

Pedagang daun pisang Sintha di Sentani, Kamis, mengatakan sejak Rabu (19/4) daun pisang dicari-cari oleh pembeli di Pasar Phara khususnya yang akan merayakan Idulfitri 1444 H.

"Dalam sehari saya bisa dapat keuntungan Rp400.000 hingga Rp500.000 dari hasil jualan daun pisang saja, harga ikat kecil Rp10.000 dan ikat besar Rp15.000," katanya.

Sementara itu menurut Jecklyn, penjual janur, mengakui peminat janur untuk membuat ketupat sangat banyak karena sudah mendekati Lebaran.

Baca Juga: Cegah Penjualan Barang Subsidi di Perbatasan, Pemprov Papua Perkuat Pengawasan

"Puji Tuhan, menjelang Idulfitri kita yang non Muslim juga dapat rejeki, janur satu ikat kecil isi 20 buah harganya Rp20.000 dan ikat besar 30 buah Rp30.000," katanya.

Di tempat yang sama seorang pembeli Ani menjelaskan selama merantau di Tanah Papua khususnya di Sentani Kabupaten Jayapura ada saling ketergantungan dan membutuhkan sesama umat beragama di daerah ini.

"Saat hari raya bagi umat Muslim kebutuhan kita disediakan non Muslim, seperti hasil bumi daun pisang, janur kelapa, kelapa muda dan lainnya, sebaliknya ketika Natal kami yang Muslim yang menyediakan kebutuhan saudara-saudara kita," katanya.

Baca Juga: DPR: Pemerintah Harus Siaga Tempur Lawan KKB di Papua!

Di lokasi berbeda, seorang pedagang rujak Jack menambahkan bahwa dirinya sudah 15 tahun merantau di Sentani Kabupaten Jayapura dan hanya sekali mudik Lebaran ke kampung halamannya di Bandung.

"Setelah 15 tahun di sini saya sekali saja mudik ke kampung di Bandung, bukannya tidak punya ongkos tapi saya sama istri juga anak sudah betah di Sentani karena orangnya ramah dan hidup di sini itu damai," katanya.

Editor
Komentar
Banner
Banner