bakabar.com, JAKARTA - Maroko menjadi negara muslim pertama yang membangun laboratorium pertamanya untuk penelitian penggunaan ganja untuk medis dan industri lainnya seperti makanan. Persemian itu dilakukan pada Senin (6/3).
Dalam pernyataan resmi, Koperasi Bio Cannat menyatakan laboratorium di Chefchaouen akan digunakan untuk meneliti penggunaan ganja dalam industri makanan dan farmasi.
Menurut pernyataan itu, lab di kota tersebut telah memperoleh izin untuk meneliti ganja dalam industri dan kedokteran pada Oktober 2022.
Koperasi itu menuturkan zat dari ganja akan digunakan untuk memproduksi banyak jenis makanan, medis, dan paramedis lantaran terbukti banyak memiliki manfaat dalam meredakan sakit.
"Akan ada percobaan pertanian dengan beberapa petani di Chefchaouen untuk menyediakan bahan baku setelah menyediakan benih yang dimaksud untuk tujuan ini," demikian pernyataan resmi itu, seperti dilansir CNN Indonesia yang mengutip Anadolu Agency.
November lalu, Kementerian Dalam Negeri Maroko menyatakan mereka berhasil menurunkan budidaya ganja ilegal sekitar 80 persen. Tahun lalu, Maroko juga meluncurkan rencana penggunaan ganja medis dan industri.
Pemerintah Rabat juga telah mengeluarkan undang-undang yang melegalkan penggunaan zat ganja di sektor industri dan obat-obatan.
UU tersebut berguna untuk menambah penghasilan para petani dan mengurangi pengedaran narkoba.
Meski begitu, hingga saat ini Maroko melarang penggunaan ganja untuk rekreasi.
Saat ini, Maroko menjadi negara Islam pertama yang membuka lab penelitian kegunaan ganja untuk makanan dan medis. Maroko sendiri merupakan sebuah negara Islam yang mengikuti aturan syariat. Hampir 99 persen penduduk Maroko bergama Islam.
Maroko juga merupakan anggota Liga Arab sehingga masyarakatnya juga dekat budaya bangsa Arab. Meski begitu, secara fakta geografis, Maroko dan rakyatnya termasuk bangsa Afrika utara.