bakabar.com, BANJARMASIN - Terimbas beberapa kebijakan baru, realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga 31 November 2023 di Kalimantan Selatan masih cukup jauh dari target.
Dirilis Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kalsel, KUR telah disalurkan kepada 79.729 debitur dengan nilai sebesar Rp4,66 triliun atau baru 87,91 persen dari target senilai Rp6,5 triliun.
"Penurunan akselerasi KUR tersebut terjadi di hampir semua lokasi. Penyebabnya adalah beberapa kebijakan yang harus disikapi oleh penyalur KUR," ungkap Kepala Kanwil DJPb Kalsel, Syafriadi, Rabu (27/12).
"Salah satunya penyalur tidak boleh membiayai debitur yang sudah pernah mendapatkan KUR untuk kesekian kali. Dengan kebijakan ini, penyaluran KUR tidak terpaku kepada orang yang sama, serta harus menyebar ke UMKM," tambahnya.
Namun demikian, regulasi terbaru yang diterbitkan Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) tersebut tidak mudah dipraktikkan oleh penyalur KUR.
"Makanya 18 penyalur KUR yang melakukan akselerasi patut diapresiasi, karena hampir mendekati target penyaluran. Terlebih tidak mudah mencari debitur KUR yang layak, sesuai target dan aman untuk perbankan,” tegas Syafriadi.
Diketahui Kalsel menempati peringkat 20 dari 34 provinsi di Indonesia dalam realisasi penyaluran KUR. Penyaluran KUR terbesar terjadi di Banjarmasin yang meningkat 29,8% yoy dengan penyaluran mencapai Rp2,16 triliun kepada 15.884 debitur.
Adapun penyaluran KUR di Kalsel didominasi sektor perdagangan sebanyak 46,25 persen atau Rp2,16 triliun kepada 33.903 debitur. Sementara berdasarkan skema, penyaluran KUR di Kalsel didominasi mikro dengan 65,19 persen atau sebesar Rp3,04 triliun kepada 67.386 debitur.