bakabar.com, JAKARTA - Ahli poligraf atau alat pendeteksi kebohongan menyebut Putri Candrawathi paling sering ngibul.
Hal itu diungkapkannya pada saat menjadi saksi ahli di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel).
"Terhadap kelima terdakwa menentukan skor berapa?" tanya jaksa penuntut umum (JPU) kepada Ahli Poligraf, Aji Febrianto di PN Jaksel, Rabu (14/12).
"Bermacam-macam," jawab Aji.
Baca Juga: Bharada E Beberkan Putri Candrawathi Ikut Bersihkan Sidik Jari Sambo
Lalu, awalnya Aji menyebutkan Ferdy Sambo yang mendapat skor minus 8, yang disusul dengan para terdakwa lainnya.
"Untuk Bapak FS (Ferdy Sambo) nilai totalnya minus 8," ungkap Aji.
"Kalau terdakwa Putri berapa?" tanya JPU.
"Minus 25," jawab Aji.
Baca Juga: Putri Candrawathi Bantah Sosok Perempuan di Rumah Bangka
JPU pun menanyakan apa maksud dari skor tersebut. Aji menjelaskan bahwa skor mengindikasikan seseorang jujur, sementara skor minus menunjukan indikasi berbohong.
"Dari hasil skor itu menunjukkan indikasi bohong?" tanya JPU.
"Kalau plus tidak terindikasi berbohong," jawab Aji.
"(Kalau) minus, apa?" tanya JPU lagi.
"Terindikasi berbohong," jawab Aji.
Baca Juga: Kuasa Hukum Putri Apresiasi Hakim Kabulkan Permintaan Sidang Tertutup
Diketahui, hari ini PN Jaksel menghadirkan saksi ahli untuk para terdakwa kasus pembunuhan berencana. Salah satunya, adalah ahli poligraf atau pendeteksi kebohongan (lie detector).
Ahli Poligraf tersebut menjelaskan hasil dari skor para terdakwa. Hasilnya, Putri Candrawathi disebut memiliki skor minus paling tinggi, yaitu minus 25.
Berdasarkan hasil alat pendeteksi kebohongan tersebut, Putri diduga berbohong saat memberikan keterangan kepada penyidik kepolisian.