Hari Harimau Sedunia

Hari Harimau Sedunia, Momentum Menjaga Habitat Harimau Sumatera

Ketua Yayasan Jejak Harimau Sumatera Adi Prima menjelaskan Hari Harimau Sedunia refleksi tentang menjaga, melindungi, melestarikan habitat Harimau Sumatera.

Featured-Image
Global Tiger Day yang dirayakan setiap tanggal 29 Juli merupakan peringatan tahunan yang bertujuan meningkatkan kepedulian terhadap konservasi satwa harimau. Pertama kali diperkenalkan pada tahun 2010 dalam International Tiger Summit atau Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Harimau Internasional. Foto: Yayasan Jejak Harimau Sumatera

bakabar.com, JAKARTA - Ketua Yayasan Jejak Harimau Sumatera Adi Prima menjelaskan peringatan Hari Harimau Sedunia (Global Tiger Day) 2023 dijadikan momen refleksi tentang sejauh mana berbagai pihak sudah berhasil menjaga, melindungi, melestarikan habitat dan populasi Harimau Sumatera sebagai satwa penjaga keseimbangan ekosistem.

Menurut Adi, fakta masih maraknya aktivitas penebangan liar, alih fungsi lahan serta perburuan dan pergadangan ilegal, membuktikan keberadaan dan keberlangsungan hidup Harimau Sumatera kian terancam. Untuk itu, butuh upaya yang lebih serius serta sinergi yang kuat antar semua unsur agar subspesies harimau terakhir yang dimiliki Indonesia saat ini, tidak punah.

Khusus tahun ini, kata Adi, Yayasan Jejak Harimau Sumatera berkolaborasi dengan pengelolaan Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) kota Bukittinggi, Sumatera Barat, menjadikan peringatan Hari Harimau Sedunia 2023 sebagai momentum peyadartahuan betapa pentingnya menjaga habitat Harimau Sumatera.

"Global Tiger Day itu selalu diperingati setiap 29 Juli. Tahun ini, kami berkolaborasi dengan pengelola TMSBK Bukittinggi. Ini merupakan kegiatan pertama kami setelah pada pekan pertama bulan ini, Yayasan Jejak Harimau resmi berbadan hukum. Kami ambil peran," ungkap Adi Prima dalam keterangannya, Sabtu (29/7).

Baca Juga: Populasi Macan Tutul di TN Meru Betiri Tersisa 30 Ekor, Harimau Jawa Belum Ada Kabar

Dijelaskan Adi, konsep Global Tiger Day 2023 yang diusung bersama pengelola TMSBK Bukittinggi sangat sederhana. Diantaranya, menyediakan bilik foto, memberikan edukasi kepada seluruh pengunjung yang datang ke TMSBK.

"Pemahaman umum tentang Harimau Sumatera, tidak hanya datang dari dari kita sebagai penggiat, namun juga dijelaskan oleh pengelola TMSBK Bukittinggi," paparnya.

Berdasarkan catatan yang ada, Harimau, hanya dapat ditemukan di 13 negara di dunia antara lain, Rusia, India, Nepal, Bhutan, Cina, Bangladesh, Vietnam, Myanmar, Indonesia, Malaysia, Thailand, Kamboja, dan Laos. Khusus di Indonesia, dari tiga Subspesies yang dimiliki sebelumnya, kini hanya Harimau Sumatera yang tersisa. Foto: Yayasan Jejak Harimau Sumatera
Berdasarkan catatan yang ada, Harimau, hanya dapat ditemukan di 13 negara di dunia antara lain, Rusia, India, Nepal, Bhutan, Cina, Bangladesh, Vietnam, Myanmar, Indonesia, Malaysia, Thailand, Kamboja, dan Laos. Khusus di Indonesia, dari tiga Subspesies yang dimiliki sebelumnya, kini hanya Harimau Sumatera yang tersisa. Foto: Yayasan Jejak Harimau Sumatera

Sembari pengunjung berfoto atau saat melihat langsung wujud dan prilakunya, kata Adi, pihaknya siap menularkan pengetahuan soal konservasi Harimau Sumatera.

"Kita mau sampaikan, jadi Harimau Sumatera itu berat. Apalagi saat ini, dia harus menjaga kawasan hutan agar ekosistem terus seimbang dibawah ancaman,"ujar Adi.

Terpisah, Kepala Bidang Daya Tarik Wisata Kawasan Konservasi TMSBK, Rinaldi Irwan mengungkapkan, setiap tahunnya TMSBK ikut memperingati Global Tiger Day. Pengunjung yang datang diberi informasi umum tentang Harimau Sumatera dengan harapan ikut melindungi habitat Harimau Sumatera.

Baca Juga: Pria di Bekasi Diamankan karena Jual Satwa Dilindungi ke Medsos

"Tahun ini kita berkolaborasi dengan Yayasan Jejak Harimau Sumatera. Antusias pengunjung sangat baik," ucapnya.

Selain berfoto dengan harimau dari balik kandang kaca, kata Rinaldi, pengunjung juga ikut menandatangani petisi jaga dan lindungi Harimau Sumatera.

"Ada juga orang asing yang ikut tanda tangan petisi tadi,"tutup Rinaldi.

Global Tiger Day

Khusus tahun ini Yayasan Jejak Harimau Sumatera berkolaborasi dengan pengelolaan Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) kota Bukittinggi, Sumatera Barat, menjadikan Peringatan Hari Harimau Sedunia 2023 sebagai momentum peyadartahuan betapa pentingnya menjaga habitat Harimau Sumatera. Foto: Yayasan Jejak Harimau Sumatera
Khusus tahun ini Yayasan Jejak Harimau Sumatera berkolaborasi dengan pengelolaan Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) kota Bukittinggi, Sumatera Barat, menjadikan Peringatan Hari Harimau Sedunia 2023 sebagai momentum peyadartahuan betapa pentingnya menjaga habitat Harimau Sumatera. Foto: Yayasan Jejak Harimau Sumatera

Global Tiger Day yang dirayakan setiap tanggal 29 Juli merupakan peringatan tahunan yang bertujuan meningkatkan kepedulian terhadap konservasi satwa harimau.

Baca Juga: Aksi Mitigasi, KKP Pastikan Perlindungan Ekosistem Karbon Biru

Pertama kali diputuskan dan diperkenalkan pada tahun 2010 dalam International Tiger Summit atau Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Harimau Internasional setelah ditemukan fakta dalam seabad ini, 97 persen populasi harimau di seluruh dunia telah menghilang dan hanya tersisa sekitar 3.000 ekor saja.

Berdasarkan catatan yang ada, harimau hanya dapat ditemukan di 13 negara di dunia antara lain, Rusia, India, Nepal, Bhutan, Cina, Bangladesh, Vietnam, Myanmar, Indonesia, Malaysia, Thailand, Kamboja, dan Laos.

Khusus di Indonesia, dari tiga Subspesies yang dimiliki sebelumnya, kini hanya Harimau Sumatera yang tersisa. Di Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Harimau Sumatera merupakan satwa yang dilindungi.

IUCN Redlist menyatakan status Harimau Sumatera saat ini, critically endangered atau kritis alias terancam punah. Kendati begitu, banyak yang berharap semoga Harimau Sumatera tidak mengikuti jejak saudaranya dari tanah Bali dan Jawa yang telah dianggap punah.

Editor
Komentar
Banner
Banner