bakabar.com, JAKARTA – Politisi senior PDIP Andreas Hugo Pareira menegaskan penentuan nama capres yang akan diusung PDIP sepenuhnya menjadi hak prerogatif Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
Penegasan yang ia sampaikan itu berkaitan dengan hasil survei SMRC yang dilakukan sejak tanggal 3-9 Oktober 2022. Hasil survei tersebut menempatkan nama Ganjar Pranowo berada pada posisi pertama berdasarkan tingkat keterpilihan responden.
Menyikapi survei tersebut, Andreas menyebut sah-sah saja setiap lembaga survei yang berisi para pakar pengamat politik membuat simulasi capres masing-masing.
“Tunggu saja, keputusan Ibu Mega. Toh masih ada cukup waktu sampai September 2023,” katanya kepada bakabar.com, Senin (24/10).
Baca Juga: Ganjar Tak Jadi Capres, SMRC: Suara Dukungan ke Puan Tidak Otomatis Meningkat
Sebelumnya dalam survei SMRC menyebutkan tingkat keterpilihan Ganjar Pranowo mendapatkan porsi sebesar 24 persen, disusul Prabowo Subianto 21 persen, Anies Baswedan 18,7 persen.
“Justru nama-nama non parpol yang cukup kompetitif Anies dan Ganjar yang bukan pemimpin partai tapi sebagai kader partai mendapatkan dukungan yang besar,” kata Direktur Riset SMRC, Deni Irvani dalam rilis hasil survei SMRC, Minggu kemarin (23/10).
Selain itu, dua simulasi yang dilakukan SMRC juga menempatkan nama Ganjar Pranowo pada posisi teratas. Dalam simulasi pertama yang memunculkan empat nama tersebut, Ganjar Pranowo mendapatkan porsi keterpilihan sebesar 31,1 persen jika didukung PDIP.
Baca Juga: Survei SMRC Munculkan 4 Capres, Buka Peluang Pilpres Dua Kali Putaran
Adapun simulasi kedua, Ganjar Pranowo mendapatkan porsi keterpilihan sebesar 30,1 persen jika didukung Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Partai Golkar, PAN, dan PPP.
“Dalam dua simulasi itu nama Ganjar mengungguli Prabowo Subianto dan Anies Baswedan,” jelasnya.