Ia menjelaskan supaya hasilnya bisa lebih terang, secara teknis, shutter speed di smartphone akan otomatis diturunkan menjadi lebih rendah.
Bukti gambar yang dipotret memiliki shutter speed rendah, menurut Kevin, terletak pada subjek. Sebab, wanita yang tengah berpose itu tampak sedikit buram/bergoyang.
Hal tersebut sebenarnya wajar terjadi, apalagi jika shutter speed yang digunakan rendah/lambat, sekitar 2-3 detik.
“Bukti dari shutter speed yang lambat ketika memotret dapat dilihat dari (gambar) subjek yang sedikit blur. Dengan shutter speed yang lambat (2-3 detik) umumnya subjek akan bergerak sedikit atau bisa jadi tangan dari pengambil foto yang bergoyang,” jelas Kevin.
Menjelaskan dengan sesederhana mungkin mengenai basic shutter speed pada kamera dalam fotografi, masih juga ada orang-orang seperti ini, yasudah angkat tangan ð¥²ð pic.twitter.com/tsGxHZMzvB
— Kevin Pramudya Utama (@kevinpramudya_) January 8, 2023
Untuk menjawab terkait pemotretan menggunakan HP yang tidak bisa diatur shutter speed-nya, Kevin menerangkan hal itu bisa dengan memakai night mode.
"Bisa, terlebih untuk kasus ini, u semua bisa bukttiin sendiri kalau pakai night mode, biasanya harus diem beberapa detik, ini karena shutter speed lambat menyesuaikan cahaya," paparnya.
"Saya tidak denial soal ada tidaknya kota ghaib saranjana, yg jadi fokus saya adalah hasil foto itu bisa dinalar dgn basic ilmu fotografi, segitiga exposure pada khususnya, anyway pelajaran lainnya soal fotografi bisa dibaca di thread² saya ini, makasih," tulisnya lagi.
Pada dasarnya, saat memotret suasana malam, kamera memang menjadi lebih sensitif terhadap gerakan-gerakan kecil.
Tidak hanya itu, kondisi tangan saat memotret juga harus bisa stabil agar tidak menciptakan gambar yang buram atau blurry.
Dalam dunia fotografi, untuk memahami cara kerja dari shutter speed, perlu memahami konsep “segitiga exposure” atau “exposure triangle”.