bakabar.com, JAKARTA - Sejumlah tokoh masyarakat, guru besar dan akademisi yang tergabung dalam Forum Kalimantan Bangkit menggelar diskusi di Banjarmasin, Senin (29/5) malam.
Diskusi digelar sebagai respons atas isu MK yang akan memutuskan sistem pemilu dari terbuka menjadi tertutup.
Salah satu perwakilan Forum Kalimantan Bangkit, Martinus menilai tidak ada urgensi perubahan sistem pemilu dari terbuka menjadi tertutup. Sebab partai dan KPU termasuk masyarakat sudah mempersiapkan diri dengan sistem proporsional terbuka.
Baca Juga: Tanpa PDIP, Delapan Fraksi DPR Tolak Sistem Pemilu Tertutup!
“Oleh karena itu, jika terjadi perubahan sistem di tengah jalan ada kekhawatiran terjadi kekacauan politik,” kata Martinus.
Hal senada diungkapkan Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat, Ichsan Anwary yang menyebut dalam perkembangan sidang di MK mengenai pengajuan sistem pemilu ada sejumlah ahli yang menjabarkan tentang kerumitan proporsional terbuka.
Kemudian ada juga disampaikan fakta kematian para KPPS saat Pemilu 2019.
“Sementara dengan tertutup, hal itu tidak memungkinkan,” ujar Ichsan.
Baca Juga: Anies dan PKS Tolak Mentah-mentah Sistem Pemilu Tertutup!
Di sisi lain, Muhammad Uhaib yang juga akademisi dari Kalimantan menyoroti rekam jejak Indonesia yang telah 25 tahun menjalani masa transisi dari otoriter ke demokrasi.
“Saya menduga ada skenario dari para pemilik modal menguasai negara melalui partai politik,” tegasnya.
Dalam kesimpulan diskusi, salah satu inisiator Forum Kalimantan Bangkit Subhan Syarief menegaskan, setiap keputusan yang diambil oleh negara harus mengutamakan kepentingan dan keselamatan rakyat. Sistem proporsional terbuka dipandang oleh Forum Kalimantan Bangkit sudah tepat.