bakabar.com, JAKARTA – Penggunaan VAR (Video Assistant Referee) dalam pertandingan sepak bola diwacanakan oleh Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Vivin Cahyani yang dijelaskannya kepada awak media usai rapat tertutup dengan Presiden FIFA.
Menurutnya dari pihak Federation Internationale de Football Association (FIFA) akan memberikan arahan kepada PSSI untuk memulai program VAR guna terbangunnya integritas pertandingan akan semakin meningkat.
VAR berguna untuk membantu wasit dalam membuat keputusan dengan cara melihat tayangan ulang dari video pada saat pertandingan berlangsung melalui ruangan khusus.
Adapun kegunaan VAR dalam penentuan pengesahan gol, keputusan penalti, pemberian kartu merah, dan keputusan wasit yang dianggap keliru.
Dalam penggunaan VAR dipertandingan sepak bola sangat rumit, tim VAR memiliki beberapa anggota didalam ruangan khusus, dan setiap orang memiliki tugas masing-masing.
Salah satunya bertugas untuk me-replay momen kontroversial yang terjadi dalam lapangan dari berbagai angle.
Baca Juga: Komnas HAM Kritik Fun Football PSSI dan FIFA: Hormati Korban Kanjuruhan!
Dalam ruangan tersebut terdapat puluhan akses kamera televisi, di antaranya punya kemampuan super slow-motion dan ultra slow-motion.
Selain itu, mereka punya akses ke kamera offside yang khusus disiapkan hanya untuk tim VAR.
Di Indonesia sendiri belum ada program VAR karena masalah biaya operasionalnya yang tinggi dan harus didukung dengan fasilitas stadion dengan teknologi yang mumpuni.
Mengutip dalam Youtube Tommy Desky Dirut PT LIB Akhmad Hadian Lukita buka suara mengenai VAR Indonesia, menurutnya sudah didiskusikan dari setahun yang lalu.
Pihaknya merasa harus mendiskusikannya kembali dengan FIFA, karena menurutnya sistem sepak bola Indonesia berbeda dengan eropa.
“Mungkin kendala kita yang harus kita diskusikan lebih detail lagi, bahwa stadion kita kebanyakan bukan punya klub. Punya Pemda, untuk memasang VAR kalau punya klub sudah pasti permanen masangnya," kata Akhmad, Rabu (19/10).
Baca Juga: Pemerintah dan FIFA Pastikan Indonesia Tetap Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20
"Tinggal diamankan stadionnya, tapi kalo punya Pemda dipasang nanti dilepas lagi, membutuhkan biaya dan membutuhkan waktu,” sambungnya.
Ia menambahkan, soal alat juga tidak murah serta memerlukan biaya yang cukup besar, tim PT LIB masih berdiskusi apakah ada versi murah dari FIFA untuk digunakan dalam persepakbolaan Indonesia.
Baca Juga: Wajah Sumringah, Ketum PSSI Batal Diperiksa Karena Main Bola Bersama Presiden FIFA
Sebelumnya, Ketum PSSI Mochamad Iriawan pernah mengatakan bahwa pemasangan var tidak semudah itu terkait dengan alat, sumber daya manusia, dan harganya yang terpaut mahal.
“Var belum yah, cukup mahal antara 87 juta (USD) atau 5 miliar rupiah itu, satu kali pertandingan itu 200 juta rupiah kita keluar uang, jadi kita sabar dulu saya tidak bisa memastikan,” ucap Iriawan dalam Youtube miliknya beberapa waktu lalu.
Baca Juga: PSTI: PSSI Seharusnya Memberikan Edukasi kepada Suporter Bukan Hanya Dijadikan Objek Saja
Kendati demikian penggunaan teknologi canggih tersebut tidak lepas dari kontroversi yang mungkin salah satunya mengundang kemarahan suporter atau tim pemain official.
Hal ini bahkan bisa terjadi dibeberapa negara yang sepakbolanya jauh lebih maju dari Indonesia dan sudah terlebih dahulu menggunakan VAR.