bakabar.com, JEMBER- Sudah 6 bulan terakhir, atlet bulutangkis asal Kabupaten Jember, Febriana Dwipuji Kusuma tidak pulang ke rumah.
Bahkan Febriana sudah tidak merasakan nikmatnya Lontong Kare kesukaannya di hari Lebaran Idul Fitri selama 3 tahun terakhir.
Lontong Kare dan Opor Ayam jadi salah satu kuliner buatan ibunya yang selalu ia rindukan.
Baca Juga: Atlet Kota Depok Sumbang Medali Emas Cabor Atletik di SEA Games 2023
Febriana dibesarkan di rumah orangtuanya yang ada di Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember. Dan hari ini ia berencana pulang ke rumah.
"Terakhir pulang 6 bulan lalu, kalau hari raya sudah tiga kali lebaran tidak pulang. Febriana selalu merindukan masakan lontong kare buatan saya," ujar Ngatoda (58), ibu Febriana saat ditemui bakabar.com di rumahnya, Rabu (17/5).
Untungnya, kata Ngatoda, selama di Pelatnas PBSI pebulu tangkis senior Greysia Polii selalu membuatkan Opor Ayam sebagai pengganti kerinduannya pada rumah.
"Kalau Greysia itu sama anak saya sangat sayang, mengayomi," kata Ayah Febriana, Didik Tripuji (58) menambahkan.
Baca Juga: Tiba di Birmingham, Tim Bulu Tangkis Indonesia Bersiap Jelang All England 2023
Ibu dan ayah Febriana tinggal di sebuah perumahan Pondok Bedadung Indah. Ayahnya merupakan kepala sekolah SD Sumbersari 3 Maesan, Bondowoso.
Didik mengatakan anak perempuannya sudah terlihat mencintai olah raga bulutangkis sejak usia 4 tahun. Didik selalu mengajak Febriana ke arena latihan bulutangkis juga kakaknya Eko Puji Septalaga.
"Dari situ dia kok selalu kerasan, meskipun 2 jam tidak ingin pulang, bahkan ikut suka pegang raket," kata Didik.
Dari situ, didik sudah mulai menangkap apa yang disukai anak bungsunya itu. Meski dua anaknya sama sama mencintai olahraga bulutangkis, namun sang kakak lebih mencintai sepak bola ketika beranjak SMP.
"Ya namanya anak laki laki. Saya tidak pernah mengekang. Apapun yang mereka suka saya dukung sepenuhnya," kata PNS yang sebentar lagi memasuki masa pensiun ini.
Baca Juga: Wakil Thailand Tampil Ganas, Komang Gagal ke Final Bulutangkis SEA Games
Didik pun terus konsisten mengantarkan anaknya latihan 3 kali dalam seminggu, sejak Febriana duduk di bangku SD Jember Lor 1.
Bakatnya semakin terlihat ketika anak perempuannya itu duduk di kelas 4 SD. Didik dan Ngatoda pun akhirnya harus mulai membiasakan diri jauh dari anaknya ketika Febriana duduk di SMP Bintoro.
"Kelas 1 SMP dia sudah ikut PB Djarum, itu sudah mulai jarang ke rumah," jelasnya.
Semifinalis Astec Open 2014, kategori Ganda Remaja Campuran, jadi pertaruhan pertama Febriana menunjukkan bakatnya.
Bahkan di usianya 15 tahun, Febriana sudah tergabung dalam Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia disingkat PBSI.
"Usia 15 diambil Pelatnas," kata Ngatoda.
Baca Juga: Erick Thohir Senang Basket Putri Indonesia Sukses di SEA Games Kamboja
Meski selalu jauh dari rumah, namun pencinta musik piano ini selalu mengabarkan dirinya setiap hari ke orang tua. Ia pun selalu meminta doa ke ibu dan ayahnya setiap pertandingan mau dimulai.
Termasuk ketika Febriana berpasangan dengan Amalia Cahaya Pratiwi, berhasil merebut medali emas usai mengalahkan kawannya sendiri, Meilysa Trias Puspitasari dan Rachel Allessya Rose yang juga berasal dari Timnas Indonesia di ajang Sea Games yang berlangsung di Kamboja.
"Selalu komunikasi. Ana (sapaan akrabnya) selalu kasih kabar, 'Ayah sayang, doakan Anak ya'," kata Didik.
Baca Juga: Wakil Thailand Tampil Ganas, Komang Gagal ke Final Bulutangkis SEA Games
Bertemu Sang Idola
Tidak disangka, Febriana yang sedari kecil sudah mengagumi sosok Greysia Polii kini akhirnya bisa terus dipertemukan di Pelatnas.
"Sejak kecil anak saya sangat mengidolakan Greysia Polii, tidak tahunya sekarang dia bisa bertemu, latihan bersama bahkan sudah dianggap adik sendiri," jelas Didik bangga.
Ngatoda sendiri merasa terharu ketika Greysia Polii seolah menggantikan posisinya sebagai Ibu. Bagaimana tidak, Greysia Polii mau membuatkan opor ayam agar kerinduan Febriana terhadap masakan rumah bisa terobati.
"Yang membuatkan opor ayam ya Greysia Polii itu. Setiap lebaran kan di rumah selalu bikin," kata Ngatoda.
Baca Juga: Jumlah Bertambah, Indonesia Kirim 599 Atlet untuk SEA Games 2023
Nonton Pertandingan Sendiri
Didik sudah dua hari ini tidak masuk kerja ke sekolah karena badannya tidak enak. Itu ia rasakan setelah rasa bahagia bercampur tegang ketika mengetahui anaknya berhasil meraih medali emas.
"Saya nonton sendiri pertandingan final itu. Nonton di rumah. Saya sampai nggreges (gak enak badan). Saya sampai menangis," ujar Didik.
Pertandingan final itu berlangsung di Morodok Techo National Sports Complex, Phnom Penh, pada Selasa 16 Mei 2023 siang.
Febriana dan Amalia merebut gim pertama dengan cukup mulus lewat kemenangan 21-17 atas Meilysa dan Rachel.
Baca Juga: Menpora Dito: Kesiapan Atlet Asean Para Games 2023 Sudah 95 Persen
Keduanya kembali dominan dalam pertandingan kedua. Pemain yang kini di peringkat dunia ke 13 kategori ganda putri itu berhasil mengalahkan Meilysa dan Rachel dengan skor 21-16.
"Sampai dua hari ini masih gak enak badan, saking senangnya sampai nggreges," katanya.
"Dan hari ini rencananya mau pulang. Sudah siap saya masakkan kesukaannya (lontong kare)," kata Ngatoda menambahkan.
Terpisah, Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga (Dispora) Kabupaten Jember Murdiyanto belum mengetahui pasti apakah Febriana akan mendapatkan penghargaan dari Pemkab Jember.
Baca Juga: Kejuaraan Dunia Panjat Tebing, FPTI Minta Atlet Jaga Fisik dan Mental
Murdiyanto menambahkan kemenangan Febriana tersebut, turut membawa nama baik Jember. Hari ini, pihaknya bersama KONI akan berkunjung ke rumah orangtua Febriana.
Selanjutnya, Murdiyanto akan menyampaikan ke Bupati Jember Hendy Siswanto untuk memastikan, apakah Febriana akan diberi penghargaan dari Pemkab Jember.
"Nanti akan kita laporkan ke Bupati, terkait kabar gembira ini, karena sudah mengharumkan nama Jember," ungkap Murdiyanto kepada bakabar.com.
"Ya semoga bisa dapat penghargaan dari Bupati," ujarnya.
Ia berharap kemenangan Febriana di tingkat SEA Games, bisa memotivasi atlet bulutangkis di Jember.