bakabar.com, JAKARTA – Julukan 'one man show’ yang disematkan kepada Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri bukan sekadar pepesan kosong.
Bahkan kepemimpinan otoriter Firli ditengarai menjadi pemicu keretakan dan disharmonis hubungan antar-pimpinan KPK yang mengusung kolektif-kolegial.
Maka wacana perseteruan yang ditiupkan kepada para pimpinan KPK dikhawatirkan tak hanya sekadar teknis koordinasi, tetapi malah berdampak pada penanganan kasus korupsi di KPK.
Baca Juga: KPK Depak Tiga Pegawai, MAKI: Firli Harus Belajar Dari Masa Lalu
“Iya, ketika saya masih di KPK beberapa pimpinan dan pejabat di KPK mengeluhkan demikian (kepemimpinan otoriter Firli),” ujar eks penyidik KPK, Novel Baswedan kepada bakabar.com, Selasa (21/2).
Novel menyebut gaya kepemimpinan Firli tak cocok dan justru kontraproduktif dengan upaya KPK tegak lurus dalam memberantas korupsi. Terlebih Firli dikhawatirkan menjadi batu kerikil yang mengganggu jalannya pemberantasan korupsi karena terlalu berlakon bak pemimpin otoriter.
Baca Juga: Irit Bicara Soal Pengejaran Harun Masiku, Firli: Kita Tetap Kerja
Kendati demikian, Novel mengakui bahwa setiap pimpinan bahkan Ketua KPK memiliki cara dan gaya kepemimpinan tersendiri. Namun, sepanjang menjalankan ketentuan perundang-undangan dan menerapkan kepemimpinan kolektif-kolegial. Daya gerak KPK mestinya sesuai koridor hukum dan spirit pemberantasan korupsi.
“Mengenai kolektif dan kolegial ini adalah mandat atau perintah UU, sehingga apapun pola kepemimpinan seseorang mestinya tidak ada masalah. Kecuali bila ada yang punya kepentingan sendiri atau beritikad tidak baik, tambahnya.
Baca Juga: Pernah Kepergok Satu Acara Bareng Firli: Kini Bupati Bangkalan Ditahan KPK
Manuver 'one man show' Firli Bahuri mengemuka usai kabar mutasi dua Deputi KPK yang hengkang dan kembali ke institusi kepolisian. Mereka yakni Deputi Penindakan KPK Karyoto dan Deputi Penyelidikan Endar Priantoro.
Mutasi kedua Deputi juga dikaitkan dengan perkara Formula E yang tengah masuk ke meja pimpinan KPK sehingga memunculkan awal muka perdebatan. Namun ternyata perbedaan pendapat berbuah mutasi yang membuat Karyoto dan Endar hengkang dari Gedung Merah Putih KPK.
Baca Juga: Eks Penyidik KPK Minta Dewas Periksa Etik Pimpinan KPK Ketimbang Outbound
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengatakan perseteruan antar-pimpinan KPK telah masuk ke meja Dewan Pengawas KPK. Maka kelima pimpinan KPK dimintai keterangan di hadapan Dewas.
“Sebagaimana disampaikan pak Tumpak (Ketua Dewas KPK) memang kemudian kami dipanggil baik secara personal ataupun berlima. Harapannya agar kolegalitas pimpinan ditingkatkan supaya ada perbaikan,” ungkap Ghufron.
Dalam pemanggilan tersebut kelima pimpinan lembaga antirasuah diberikan masukan terkait penyamarataan tentang konsep kolegalitas antar-pimpinan.
“Sebagaimana disampaikan oleh Dewas, dinamika itu salah satunya tentang konsep atau kesepakatan kolegalitas kepemimpinan itu bagaimana, itu yang kita konfirmasikan ke dewas,” pungkasnya.