bakabar.com, JAKARTA - Presiden Inter Milan, Steven Zhang, dilaporkan menjadi buronan di China.
Ia sedang dicari Bank China, China Contruction Bank Corporate (CCBA), lantaran belum bayar utang.
Dilansir Republika dari Calcio e Finanza via Sempreinter, disampaikan bahwa CCBA sedang menanyakan ke lembaga keuangan yang berbasis di AS mengenai presiden Inter Milan dengan klub.
CCBA telah mencari Steven Zhang untuk menagih utang yang telah diperoleh sebagai bagian dari urusan bisnis di China.
Mereka sedang mencari cara untuk mengungkap aset yang dimiliki oleh presiden Inter Milan, termasuk kesepakatan dengan klub.
Berdasarkan laporan tersebut, disebutkan institusi yang terlibat dalam masalah ini termasuk, bank investasi Goldman Sachs dan Oaktree Capital yang berbasis di California.
Pinjaman cukup besar pada tahun 2021 yang dilakukan oleh Presiden Inter Milan, Steven Zhang, untuk menutup biaya operasional.
Lebih lanjut mengenai laporan dari Calcio e Finanza, disampaikan juga jika Presiden Inter Milan, Steven Zhang memiliki aset tersembunyi dari kreditor.
Bahkan, hal buruk juga bisa menimpa Steven Zhang. Pasalnya, jika dia terbukti maka akan dihadapkan dengan hukuman penjara tiga tahun.
“Presiden Inter Steven Zhang bisa berisiko menghadapi hukuman penjara tiga tahun di China jika dia diketahui memiliki aset tersembunyi dari kreditor,” tulis laporan dari Sempreinter.
CCBA menduga jika ada kemungkinan jika Zhang menyembunyikan aset, setelah mereka ingin menagih utang sekitar 300 juta pounds sebagai bagian dari kesepakatan di China atas bagian dari Suning.
Kini CCBA terus melakukan pembicaraan dan meminta informasi dari lembaga keuangan yang berbasis di AS mengenai hubungannya dengan Inter Milan.
Meskipun masih belum diketahui apakah masalah tersebut akan berdampak langsung dengan Inter Milan atau tidak.
Namun, Zhang tetap tidak bisa mengelak dari hukuman tiga tahun penjara andai dugaan tersebut terbukti.
Dari kabar tersebut dikhawatirkan jika Liga Italia akan dipandang sebelah mata, terlebih atas kasus yang melibatkan masalah keuangan.
Pasalnya, rival Inter Milan, yakni Juventus menjadi salah satu contoh dari aktivitas pemalsuan laporan keuangan atau disebut juga dengan istilah ‘Plusvalenza’, yang membuat mereka menerima pengurangan 15 poin.