Duck Syndrome

Duck Syndrome, Upaya Menutupi Masalah dan Tekanan Hidup

Tak semua orang yang terlihat sukses dan bahagia menjalani hidup dengan baik-baik saja. Bisa jadi ada masalah yang mereka tutupi. Itulah duck syndrome.

Featured-Image
Duck syndrome merupakan kondisi seseorang menutupi kekurangannya dari orang lain, seolah-olah dirinya baik-baik saja. Foto: Zoff photo/istock photo

bakabar.com, JAKARTA – Tak semua orang yang terlihat sukses dan bahagia menjalani hidup dengan baik-baik saja. Bisa jadi ada masalah yang mereka tutupi. Itulah duck syndrome.

Semua individu pasti menghadapi naik turun dalam kehidupan mereka, tetapi kadang-kadang mereka memfilter apa yang mereka perlihatkan kepada orang lain.

Baik dalam lingkungan online maupun interaksi di dunia nyata, mungkin sulit untuk mengungkapkan kesulitan yang sedang Anda hadapi. Tidak ada yang selalu berada dalam keadaan positif, dan media sosial dapat menciptakan ilusi.

Melansir Psychcentral, sindrom bebek akan muncul saat Anda berusaha menciptakan ilusi kehidupan yang sempurna, sementara di bawah permukaan Anda bekerja keras untuk menjaga segalanya tetap utuh.

Istilah ini terinspirasi oleh gambaran bebek yang mengayuh dengan cepat di bawah permukaan air namun terlihat seolah-olah tampak meluncur dengan mudah.

Baca Juga: Impostor Syndrome, Sindrom yang Selalu Meragukan Kemampuan Diri

Duck syndrome diartikan dari seekor bebek yang terlihat berenang dengan mudah. Foto: valentinrussanov/istock photo
Duck syndrome diartikan dari seekor bebek yang terlihat berenang dengan mudah. Foto: valentinrussanov/istock photo

Sindrom ini ditemukan pertama kali di Universitas Stanford dan bukanlah suatu kondisi kesehatan mental. Walaupun demikian, sindrom bebek dapat memiliki dampak nyata pada kesehatan mental.

Gejala Duck Syndrome
Tanda dan ciri-ciri sindrom bebek mencakup:
1. Membandingkan diri dengan orang lain.
2. Merasa bahwa orang lain lebih unggul.
3. Menganggap diri gagal dalam memenuhi harapan-harapan hidup.
4. Rasa takut terhadap pengawasan dan kritik.
5. Sensasi seakan-akan orang lain merancang situasi untuk menguji kemampuan Anda.

Sindrom bebek mungkin mengakibatkan munculnya kondisi kesehatan mental yang mendasarinya seperti depresi, kecemasan, atau gejala-gejala kesehatan mental lainnya.

Duck syndrome dapat menyebabkan depresi. Foto: marchmeena/istock photo
Duck syndrome dapat menyebabkan depresi. Foto: marchmeena/istock photo

Selain itu, Anda mungkin lebih mungkin mengalami sindrom bebek jika Anda tumbuh dalam keluarga yang sangat menekankan prestasi atau jika Anda dibesarkan oleh pengasuh yang berlebihan dalam melindungi Anda.

Baca Juga: Minta Maaf Terlalu Sering? Bisa Jadi itu Sorry Syndrome!

Mengelola Duck Syndrome
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi duck syndrome:
Terapi
Mengunjungi seorang psikoterapis bisa menjadi langkah yang bermanfaat untuk mendapatkan pengobatan dan menemukan dukungan yang membantu Anda mengatasi sindrom bebek.

Tak hanya itu, bila Anda merasa beban hidup terasa sangat berat, terapi juga dapat memperbaiki kesejahteraan secara keseluruhan. Memilih terapis yang tepat memiliki peranan penting dalam memperoleh manfaat yang diharapkan dan sesuai dengan kebutuhan Anda dari sesi terapi.

Pengobatan
Sebagai bagian dari penanganan sindrom bebek, pengobatan untuk kecemasan dan depresi mungkin perlu dipertimbangkan, mengingat gejalanya sering kali tumpang tindih dengan kondisi ini.

Obat antidepresan atau antikecemasan bisa membantu meredakan gejala yang terkait dengan sindrom bebek. Jika Anda tertarik untuk menjalani pengobatan obat sebagai bantuan, bijaksanalah untuk berkonsultasi dengan dokter.

Self Care
Tak perlu berpura-pura bahwa segala sesuatunya baik-baik saja ketika sebenarnya tidak. Jika Anda mengalami sindrom ini, maka langkah yang bisa dilakukan adalah dengan melatih keterampilan konsentrasi, menetapkan batasan-batasan, mempelajari cara mengatur waktu dengan efektif, berbicara dengan orang-orang yang Anda percayai dan belajar untuk menetapkan tujuan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan memiliki batas waktu.

Bagi yang mengalaminya, mungkin ada rasa ketakutan terhadap penilaian orang lain jika mereka mengetahui bahwa kehidupan Anda tidaklah sempurna. Anda mungkin merasa kesulitan bahwa tidak ada yang dapat memahami atau mengerti apa yang Anda hadapi. Namun, perlu diingat bahwa Anda tidak sendirian dalam menghadapi hal ini.
Editor


Komentar
Banner
Banner