Tak Berkategori

Di Tengah Variasi Pergerakan Bursa Asia, IHSG Hari Ini Berpeluang Menguat

apahabar.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (21/10) berpeluang…

Featured-Image
Ilustrasi – Sejumlah pengunjung duduk berlatar belakang pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Foto-Antara/Sigid Kurniawan/aa

bakabar.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (21/10) berpeluang menguat.

Penguatan IHSG hari ini di tengah variasi pergerakan bursa saham Asia.

IHSG dibuka menguat 14,28 poin atau 0,21 persen ke posisi 6.670,27. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 3,79 poin atau 0,39 persen ke posisi 978,95.

“Secara sentimen, pergerakan IHSG hari ini akan mencoba menguat di tengah optimisme masuknya musim pendapatan di dalam negeri. Di sisi lain, adanya perpanjangan stimulus di sektor properti terkait DP nol persen untuk KKB dan KPR hingga 31 Desember 2022 dapat menjadi katalis positif untuk indeks,” kata Kepala Riset Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi dalam kajiannya di Jakarta, Kamis dilansir Antara.

Dari eksternal, mayoritas saham di AS memperpanjang kenaikan pada Rabu (20/10) kemarin, karena investor mengamati sejumlah hasil pendapatan yang lebih kuat dari perkiraan dengan meningkatnya optimisme atas lintasan keuntungan perusahaan, bahkan dalam menghadapi kendala rantai pasokan yang sedang berlangsung.

Dow Jones Industrial Average naik ke level tertinggi sepanjang masa, mengambil rekor tertinggi sebelumnya dari Agustus.

Di sisi lain, investor dengan gugup memantau data inflasi yang menunjukkan harga melonjak paling tinggi dalam beberapa dekade, di atas segudang laporan tentang kekurangan tenaga kerja dan bahan serta masalah pengiriman. Semua faktor tersebut diperkirakan akan sangat membebani laba perusahaan.

Pada perdagangan pagi ini, indeks saham Jepang dibuka lebih rendah karena investor menimbang pendapatan perusahaan, inflasi tinggi, dan risiko dari sektor properti China.

Adapun hasil pendapatan perusahaan telah membantu meredakan kekhawatiran pasar tetapi tidak berarti menghilangkan kekhawatiran bahwa tekanan biaya, yang dipicu oleh krisis energi dan gangguan rantai pasokan, akan memperlambat pemulihan pandemi.

Pada saat yang sama, investor juga bergulat dengan prospek berkurangnya dukungan bank sentral dan tetap waspada terhadap kesulitan di sektor real estate China.

Di tempat lain, dalam komentar terbaru Wakil Gubernur The Fed Randal Quarles mengatakan dirinya mendukung langkah awal untuk memperlambat stimulus moneter bulan depan dan khawatir dengan meluasnya tekanan inflasi yang dapat memerlukan respons kebijakan.

Dari komoditas, harga minyak WTI memperpanjang kenaikannya didukung oleh penurunan mingguan dalam persediaan minyak mentah AS dan penurunan stok bensin ke level terendah dalam hampir dua tahun. Sementara itu harga batu bara kembali terkoreksi dan CPO naik.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 78,07 poin atau 0,27 persen ke 29.177,48, indeks Hang Seng naik 9,35 atau 0,04 persen ke 26.145,37, dan indeks Straits Times meningkat 2,9 poin atau 0,09 persen ke 3.200,98 poin.



Komentar
Banner
Banner