Denny juga mengungkapkan bahwa terbuka peluang untuk menjerat Anies dalam pusaran korupsi.
"Kedelapan Jokowi adalah membuka opsi mentersangkakan Anies Baswedan di KPK. Ini sudah menjadi rahasia umum, terkait dugaan korupsi Formula E," kata Denny.
Termasuk kisruh yang terjadi di Partai Demokrat yang menjadi salah satu partai pengusung Anies di Pilpres 2024.
Baca Juga: KPK Bantah Sudah Tersangkakan Anies Baswedan!
"Kesembilan adalah mengambil alih Partai Demokrat melalui langkah politik yang dilakukan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko," ungkap dia.
"Kesepuluh yang menyempurnakan adalah dengan berbohong kepada publik. Presiden Jokowi berulang kali mengatakan urusan capres adalah kerja para Ketum Parpol, bukan urusan Presiden. Belakangan, baru beliau akui akan cawe-cawe dalam Pilpres 2024," lanjutnya.
Untuk itu Denny berharap Jokowi menghentikan manuver politik dan strategi menghadapi Pemilu 2024. Sebab masyarakat bakal mempertanyakan peran Jokowi yang terlalu cawe-cawe menentukan nasib Indonesia usai demisioner.
"Saya berharap, Presiden Jokowi menghentikan cawe-cawenya, termasuk mentersangkakan dan menjegal Anies. Kalau masih diterus-teruskan, menjadi pertanyaan apa maksud dan tujuannya?," jelasnya.
"Salah satu hipotesis yang tidak terhindar terlintas di kepala saya adalah, Presiden Jokowi justru mengundang ketidakpastian dan kegaduhan, yang ujungnya menunda pemilu, dan memperpanjang masa jabatannya sendiri. Semoga hipotesis saya keliru," pungkasnya