bakabar.com, BEKASI - Aksi perampokan belakangan marak terjadi di Bekasi. Setidaknya beberapa bulan terakhir. Salah satu sasaran empuknya adalah Alfamart.
Terhitung sejak enam bulan terakhir. Tepatnya Juli hingga Desember. Tercatat aksi perampokan di Alfamart sudah delapan kali terjadi.
Baca Juga: Perampok Bersenpi Gasak Uang Rp60 Juta di Alfamart Bekasi
Jika dirunut, perampokan di wilayah Bekasi terjadi lebih dari satu kali sebulan. Pelakunya berjumlah sekitar dua sampai empat orang. Cirinya-cirinya pun hampir sama.
Dalam aksinya, para pelaku beringas. Mereka kerap kali membawa senjata tajam dan api (senpi).
Sampai-sampai, polisi membuat imbauan. Agar retail modern tak membuka toko selama 24 jam. Karena dianggap beirisiko. Berpeluang besar jadi sasaran kejahatan.
"(Minimarket) yang sistem kerjanya 24 jam, kami berharap pemilik toko kiranya berperan hanya sampai jam 11 malam. Sehingga tidak menimbulkan bahaya orang-orang tidak bertanggung jawab," kata Kapolsek Sukadi, Selasa (28/11) lalu.
Baca Juga: Istri Terjerat Arisan Online, Kepala Toko Rampok Alfamart Bekasi
Lantaran perampokan kerap terjadi di waktu krusial. Tengah malam, menuju pagi.
"Selama ini kan pengamanan tidak, penjaga juga hanya dua. Itu sangat riskan sekali jika ada orang orang tidak bertanggung jawab melakukan kriminal," imbuhnya.
Polisi Tak Bisa Dibebani Sendiri
Berkaitan dengan itu. Pengamat Kepolisian Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto buka suara. Kata dia, polisi bertanggung jawab untuk keamanan publik.
"Kepolisian sebagai penanggung jawab keamanan publik harusnya juga sering melakukan patroli di wilayah-wilayah rawan. Jadi bisa memberi efek deteren bagi oknum yg berniat melakukan kejahatan,” katanya dihubungi bakabar.com, Rabu (6/12).
Bambang sepakat dengan imbauan kepolisian. Agar retail tak membuka tokonya selama 24 jam. Kata dia, tepat.
Baca Juga: Motif Komplotan Pembobol Alfamart untuk Main Slot
Lagi pula, tindakan kriminalitas yang rawan menimpa minimarket tak bisa sepenuhnya dibebankan pada polisi. Perlu keterlibatan berbagai pihak. Terutama pemilik usaha.
"Toko retail yang buka 24 jam harusnya juga melaksanakan sistem managemen pengamanan sendiri,” ujarnya.
"Perlu dibantu pengamanan swasta untuk wilayah-wilayah privat. Pun demikian dengan pengamanan toko-toko, perkantoran, perumahan dan sebagainya, harus diamankan oleh mereka sendiri,” lanjut Bambang.
Pesan Keresahan Masyarakat
Di sisi lain, Sosiolog dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Tantan Hermansyah punya analisa. Ada berbagai faktor yang bisa menjadi pemicu seseorang melakukan perampokan.
Lebih spesifik perampokan yang menyasar minimarket. Kata dia, bisa jadi karena pelaku ingin membuat pesan khusus untuk para pengusaha.
"Untuk menata kembali bahwa kehadiran-kehadiran minimarket di tengah masyarakat ini sudah demikian meresahkan," kata Tantan.
Apalagi saat ini ritel modern kerap menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Karena dituding biang kerok matinya usaha-usaha kecil.
Selain itu, keuntungan dari sebuah minimarket umumnya hanya dinikmati oleh penanam modal. Sehingga tak sampai pada kalangan masyarakat ekonomi menengah ke bawah.
Pemerintah Harus Turun Tangan
Karena itu, kata Tantan pemerintah perlu melakukan pemetaan untuk mengatasi problem tersbeut. Agar solusi yang ditawarkan bisa menyentuh akar permasalahan.
“Kalau karena ketidakadilan, maka pemerintah harus memperbaiki ini," ucapnya.
Misalnya, ruang yang pasti bagi usaha mikro kecil agar terlindungi. "Meski kemudian dia harus bergandengan atau bersebelahan dengan usaha-usaha besar seperti minimarket,” imbuhnya.
Baca Juga: Komplotan Curas Minimarket Sasar Alfamart 24 Jam
Tak kalah penting adalah regulasi. Di mana pemerintah juga perlu membuat kebijakan. agar masyarakat bisa menjadi bagian dari pergerakan ekonomi pihak swasta.
“Intinya pemerintah harus memiliki visi bahwa masalah kriminalitas tidak berdiri sendiri. Tetapi dia berjalan berkalidang dengan kebijakan yang kadang dirasa tidak adil oleh masyarakat," pungkas Tantan.
Berikut bakabar.com coba merangkum aksi perampokan yang terjadi di wilayah Bekasi. Setidaknya dalam enam bulan terakhir:
1. Alfamart Jalan Kalibaru, Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi. Peristiwa terjadi, Selasa (5/12). Pelaku diduga berjumlah 3 orang membawa senjata tajam dan senpi. Total kerugian Rp60 juta.
2. Alfamart Jalan Dewi Sartika, Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi. Peristiwa terjadi, Minggu (26/11). Sekitar pukul 03.30 WIB. Pelaku berjumlah 4 orang membawa senjata tajam jenis celurit dan senpi. Meski gagal, satu karyawan menjadi korban pembacokan.
3. Alfamart Perumahan Dirgantara Permai, Jalan Brantas, Kelurahan Jatisari, Kota Bekasi. Peristiwa terjadi, Kamis (24/9). Pukul 03.00 WIB. Pelaku berjumlah 4 orang dengan membawa senjata api. Total kerugian sekitar Rp55 juta.
4. Alfamart Jalan Teluk Pucung, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi. Peristiwa terjadi, Minggu (27/8). Pukul 22.00 WIB. Pelaku berjumlah 4 orang dengan membawa senjata api. Total kerugian Rp40 juta uang tunai dan rokok berbagai merk.
5. Alfamart Jalan Setia Mekar, Kelurahan Setia Mekar, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Peristiwa terjadi, Jumat (10/11). Pukul 04.10 WIB. Pelaku berjumlah 4 orang membawa senjata api dan senpi. Total kerugian belum Diketahui, namun satu karyawan mengalami luka bacok.
6. Alfamart Kampung Jagawana, Desa Sukarukun, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Bekasi. Peristiwa terjadi, Jumat (29/9). Pukul 02.10 WIB. Pelaku berjumlah 4 orang membawa senpi dan senjata tajam. Total kerugian sekitar Rp158 juta.
7. Alfamart Kampung Rengas Bandung, Desa Rengasbandung, Kecamatan Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi. Peristiwa terjadi, Selasa (22/8). Pukul 06.30 WIB. Aksi perampokan dilakukan dengan menjebol plafon minimarket. Rokok berbagai merk raib.
8. Alfamart Raya Muktiwari, Desa Muktiwari, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi. Peristiwa terjadi, Minggu (13/8). Pukul 23.00 WIB. Pelaku berjumlah 4 orang membawa golok dan senjata api. Total kerugian Rp30 juta.