bakabar.com, JAKARTA – Sedari zaman kerajaan, jauh sebelum republik ini terbentuk, wanita di Pulau Jawa terbiasa berdandan eksotis: hanya menutupi bagian dada ke bawah dengan sehelai kain jarik. Gaya busana yang demikian dikenal sebagai kemben.
Seiring waktu berlalu, akselerasi berpakaian pun kian melaju. Bersamaan dengan masuknya pengaruh Islam, wanita Jawa mulai mengubah kebiasaan mengenakan kemben menjadi busana yang lebih tertutup: kebaya.
Meski lebih tertutup ketimbang kemben, tak dapat dipungkiri bahwa kebaya tetap menonjolkan keindahan tubuh wanita. Bagaimana tidak, pakaian tersebut dibuat mengikuti lekuk tubuh kaum hawa.
Lantaran menjadi tempat singgah pedagang lintas negara, tampilan kebaya ikut terpengaruh budaya asal negara pedagang tersebut. Kebaya pun berevolusi dari masa ke masa, baik dari segi bentuk, bahan, maupun sosok pemakainya.
Lantas, seperti apa perkembangan kebaya dari zaman ke zaman? Merangkum berbagai sumber, berikut ulasannya.