bakabar.com, BANJARMASIN - Pemurah adalah salah satu ciri khas kekasih Allah atau aulia Allah. Allah SWT menyukai orang yang pemurah meskipun dia bodoh, dan membenci orang pelit meskipun dia seorang yang pandai.
Terlepas apakah KH Abdurrahman Wahid termasuk wali atau bukan, beliau dikabarkan memiliki sifat yang satu ini.
Diceritakan Mantan Sekretaris Jenderal PBNU H Muhyiddin Arubusman, di tahun 1990-an dia mengobrol dengan Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid) di Gedung PBNU. Saat itu, Gus Dur memegang uang kertas berwarna merah senilai 100 rupiah sembari membolak-balikkannya. Itu uang terakhir yang dipegangnya.
Baca Juga :Ulama Al Azhar Mesir Kunjungi PBNU
Gus Dur kemudian berujar, "Kayaknya ada yang mau datang, mau kasih uang."
Perkataan Gus Dur ternyata benar. Tak lama kemudian ada seseorang yang memberi bantuan Rp75 juta dalam bentuk cek. Tapi begitu si pemberi bantuan keluar, seseorang yang lain datang meminta bantuan dengan jumlah yang sama, Rp75 juta.
Gus Dur yang tadi mengelus uang kertas 100 rupaih terakhirnya, dengan enteng menyerahkan uang Rp75 juta yang baru diterimanya kepada orang yang meminta sumbangan.
"Yang membedakan Gus Dur dengan orang lain: Beliau seperti talang, menjadi tempat air mengalir. Sementara orang lain itu ibarat kolam, kalau mendapat rezeki diperuntukkan buat dirinya sendiri. Kalau talang, selalu bersih. Kalau kolam, selalu ada lumutnya," tandasnya.
Baca Juga :Mengenang Spirit Kemanusian Gus Dur
Sumber: Buku Bukti-Bukti Gus Dur Wali
Editor: Muhammad Bulkini