bakabar.com, CIREBON - Kabupaten Cirebon, Jawa Barat berhasil menembus pasar global. Mereka mengekspor 50 ton rajungan per tahun.
"Ada yang diekspor ke Jepang, Korea dan Cina. Khususnya rajungan ada fish apartement bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Mundu, itu per tahun sekitar 50 ton," kata Sekretaris DKPP Cirebon Andri Melasa, Minggu (24/9).
Kata dia, angka ekspor itu memang relatif kecil dibandingkan daerah lain. Tapi tetap memberikan dampak signifikan untuk perekonomian nelayan di Cirebon.
Baca Juga: Ekspor Ikan Nila, KKP Tingkatkan Dukungan Hasil Budidaya di Karawang
Sebenarnya tak hanya rajungan. Produksi ikan tangkap di Cirebon juga tergolong banyak. Diestimasikan meningkat 5 persen dari beberapa tahun terakhir.
Menengok laporan dari tujuh tempat pelelangan ikan (TPI) di Bungko-Losari. Hasil produksi ikan tangkap Cirebon pada 2022 mencapai angka 39 ribu ton.
"Untuk progres di 2023 target tersebut akan mengimbangi atau lebih," ucap Andri.
Pasokan ikan tangkap di Cirebon saat ini sedang terganggu akibat faktor cuaca. Sehingga produksinya cenderung turun.
Baca Juga: Perdana! Papua Ekspor Hasil Laut ke Singapura
Untuk mendongkrak produksi itu, Pemkab Cirebon memberi bantuan alat tangkap ramah lingkungan. Diberikan kepada sembilan kelompok usaha bersama (KUB).
Andri mengeklaim, sejauh ini hasil perikanan di Cirebon sudah dipasarkan ke sejumlah daerah. Dan kondisi perekonomian nelayan menjadi sejahtera.
"Sejauh ini pemasarannya sudah sangat baik dan bisa menyejahterakan masyarakat nelayan di Cirebon," tutupnya.