bakabar.com, JAKARTA - Seluruh murid dan Wali murid satu suara untuk memilih bertahan dari rencana kebijakan relokasi Pemkot Depok.
Pasalnya, Wali Kota Depok bersikeras untuk mengalihfungsikan SDN Pondok Cina 1 menjadi Masjid Agung.
Rencananya, gedung SDN Pondok Cina 1 itu akan dieksekusi pada Senin 12 Desember 2022 mendatang.
"Meskipun besok pagi kabarnya gedung ini akan dirobohkan, tetapi kita akan tetap semangat. Demi anak bangsa kita harus selamatkan ini semua akibat kesewenang-wenangan Pemkot Depok," kata Cici salah satu perwakilan wali murid kepada bakabar.com di lokasi, dikutip Sabtu (10/12).
Baca Juga: Penggusuran SDN Pondok Cina 1, Wali Murid: Ini Tragedi Pendidikan!
Dirinya mengaku menjadi korban kedzaliman dan kesewenang-wenangan sang penguasa.
"Meskipun beliau penguasa (Pemkot Depok) tapi insyaallah allah akan berpihak kepada kita. Kita harus yakin kebenaran akan terungkap. akan ada yang membantu kami," lanjutnya di dukung sorakan 'riuh' dari wali murid lainnya.
Sementara itu, Dian wali kelas salah satu murid 4B mengatakan jika keputusan ini memang sudah disosialisasikan berulang kali secara berkala, kepada pihak sekolah dan para orang tua murid.
Tapi tetap saja belum menemui titik terangnya. Menurutnya keputusan untuk relokasi dan melebur itu sama sekali bukan yang terbaik.
Baca Juga: Dinas Pendidikan Depok Bantah Tudingan Menelantarkan Siswa SDN Pondok Cina 1
Baginya yang terpenting adalah bagaimana anak-anak bisa belajar ditempat yang kondusif.
"Kita juga disini terus terang tidak ada yang menolak dari pertama tidak ada yang menolak pembangunan mesjid. Namun, kita menuntut tempat relokasi untuk anak-anak kita disediakan secara utuh dan nyaman. tidak dipecah seperti ini," kata Dian kepada bakabar.com.
Ia juga mengeluhkan soal jadwal sekolah anak-anak yang akan berubah ke waktu sore hari. Baginya itu sangat tidak kondusif, baik bagi anak maupun orang tua masing-masing.
"Karena sekolah siang itu anak-anak kita jadi tidak ngaji. tidak bisa ikutan les. anak kita terpaksa harus masuk sekolah sore karena dilebur dengan SDN Pocin 3 dan 5. pada sore hari itu kan jadwal anak-anak kita ngaji, belajar tambahan," keluhnya.
Baca Juga: Miris, SDN Pondok Cina 1 Belajar Tanpa Guru
Disis lain, Hendro yang merupakan orang tua murid SDN Pocin 1 meminta agar Pemkot Depok tidak semena-mena dalam membuat kebijakan.
"Tolong jangan semena-mena memperlakukan kita. kehadiran kita disini itu bukan sama sekali melawan Pemkot tetapi kita murni menuntut temoat relokasi yang layak untuk anak-anak kita," kata Hendro di depan semua wali murid yang berkumpul di lapangan sekolah.
"kita sama-sama tahu, SDN Pocin 5 dan 3 itu ruangannya seperti apa. ruang kelas disana saja tidak memadai, ditambah kapasitas tambahan anak-anak kami," lanjutnya.
Hendro juga mengungkapkan alasan mereka memilih untuk tetap bertahan dalam menentang upaya relokasi itu.
Baca Juga: Ketum PSI Datangi SDN Pondok Cina 1, Janjikan Bantuan Advokasi
Baginya, aneh, mengingat sekolah itu seharusnya sudah layak sebagai tempat belajar mengajar ratusan murid-murid.
"Alasan kami bertahan ya selain karena SK (Surat Keterangan) nya belum ada, dan Pemkot Depok semena-mena. SDN ini kami nilai juga sudah layak untuk menjadi wadah untuk anak anak kami mengenyam pendidikannya," tegasnya.
Terakhir, Hendro meminta agar Pemkot Depok mengeluarkan SK-nya untuk melakukan alihfungsi sekolah itu.
"Sudah sesuai kapasitas mereka, belajar dikelas masing-masing. tidak ditumpuk. jangan hanya keluarkan statementnya di sosmed. tapi tolong, buat keterangan tertulis untuk masa depan anak-anak kami disini," pungkasya.