bakabar.com, JAKARTA- Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok, Wijayanto membantah tudingan telah melantarkan para siswa yang memilih tetap bertahan di SDN Pondok Cina 1. Para siswa di sekolah tersebut bertahan imbas rencana penggunaan lahan sekolah untuk akan dibangun masjid.
Tudingan menelantarkan siswa menurutnya tidak tepat. Sebab, siswa di SDN 1 Pondok China 1 yang mengikuti pembelajaran sudah ditentukan di lokasi yang sudah ditentukan, yakni SDN Pondok Cina 3 dan SDN Pondok Cina 5.
“Siswa wajib mengikuti pembelajaran di lokasi yang sudah ditentukan, Pocin 3 dan 5. Guru dan teman-teman yang lain menunggu di lokasi tersebut. Jadi bukan menelantarkan siswa yang bertahan di SD Pocin 1,” katanya kepada bakabar.com, Selasa (29/11).
Baca Juga: Polisi Beberkan Motif Tewas Mayat Sekeluarga: Aktivitas Ritual Tertentu
Wijayanto pun meminta kepada murid-murid yang masih bertahan agar segera pindah ke SDN Pondok Cina 3 dan 5 agar bertemu dengan guru-guru dan teman-teman yang lainnya.
“Jangan maksain diri di Pocin 1 yang tidak ada guru. Silahkan ananda sekolah di tempat baru bersama guru dan teman kalian yg lain.” ucapnya.
Wijayanto mengklaim akan terus melakukan pendekatan ke orang tua murid dan muridnya. Hal ini dilakukan agar kembali belajar pada tempat yang telah ditetapkan. Karenanya, dalam waktu dekat, para siswa akan melakukan ujian akhir semester.
"Kami terus melakukan pendekatan ke orang tua siswa dan siswa, agar kembali belajar dengan guru-guru dan teman-teman semua di tempat yang baru," imbuhnya.
"Tanggal 5 sampai dengan 9 Desember, jadwal penilaian akhir semester. Kami tunggu para siswa untuk ujian di tempat yang ditentukan," pungkasnya.
Baca Juga: KPK Periksa Pengusaha Otomotif dan Advocat Terkait AKBP Bambang Kayun
Seperti diketahui, pemerintah Kota Depok akan merencanakan relokasi SDN Pondok Cina 1. Nantinya, sekolah tersebut akan digunakan untuk pembangunan Masjid Agung.
Imbas dari rencana ini, para siswa SDN Pondok Cina 1 diminta untuk direlokasikan ke SDN Pondok Cina 3 dan SDN Pondok Cina 5. Namun, berdasarkan data yang dihimpun Selasa (29/11), sebanyak 200 siswa menolak direlokasi dan tetap bertahan di sana.