News

Anggaran Disesuaikan, Rehabilitasi Total SD–SMP di Banjarmasin 2026 Baru Sasar Dua Sekolah

Rencana perbaikan total sekolah tingkat SD dan SMP di Kota Banjarmasin pada tahun 2026 belum dapat direalisasikan sepenuhnya.

Featured-Image
Rencana perbaikan total sekolah tingkat SD dan SMP di Kota Banjarmasin pada tahun 2026 belum dapat direalisasikan sepenuhnya. Foto: Bahaudin Qusairi

bakabar.com, BANJARMASIN – Rencana rehabilitasi total sekolah tingkat SD dan SMP di Kota Banjarmasin pada 2026 belum dapat direalisasikan secara menyeluruh. Penyesuaian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) membuat program yang semula menargetkan 10 sekolah harus dilaksanakan secara bertahap.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Banjarmasin, Ryan Utama, mengatakan awalnya pemerintah menargetkan perbaikan total satu SD dan satu SMP di setiap kecamatan. Namun, hasil evaluasi anggaran memaksa target tersebut sementara dipangkas.

“Awalnya ditargetkan 10 sekolah, masing-masing satu SD dan satu SMP di setiap kecamatan. Tapi saat ini baru bisa dua sekolah terlebih dahulu. Kita masih menunggu hasil evaluasi APBD dan akan menyesuaikan kembali,” ujar Ryan.

Untuk tahap awal, rehabilitasi total dua sekolah itu diperkirakan membutuhkan anggaran sekitar Rp10 miliar. Meski demikian, besaran anggaran dan perencanaan teknisnya masih akan dimatangkan lebih lanjut.

Ryan menjelaskan, program rehabilitasi total ini dibarengi dengan kebijakan penggabungan atau regrouping sekolah. Kebijakan tersebut menjadi solusi bagi sekolah yang kekurangan murid saat Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB), sekaligus untuk menghapus stigma sekolah favorit dan non-favorit.

“Selama ini konsentrasi masyarakat masih terpusat pada sekolah-sekolah tertentu. Dengan peningkatan infrastruktur dan regrouping, kami ingin pemerataan kualitas pendidikan,” jelasnya.

Salah satu sekolah yang menjadi target rehabilitasi total adalah SDN Pengambangan 8 Banjarmasin. Sekolah ini dinilai memiliki lahan yang cukup luas untuk menampung hasil penggabungan SDN Pengambangan 9 dan SDN Pengambangan 10.

Menurut Ryan, SDN Pengambangan 9 terdampak karena berdiri di atas lahan milik TNI dan berpotensi terkena program NUFReP ke depan. Sementara SDN Pengambangan 10 dinilai sudah mengalami kerusakan parah, jumlah siswanya minim, serta lokasinya berdekatan dengan SDN Pengambangan 8.

“Ketiga sekolah ini nantinya akan kita regrouping ke SDN Pengambangan 8,” tuturnya.

Sebelum pelaksanaan, Disdik memastikan rencana regrouping akan disosialisasikan kepada orang tua siswa agar memperoleh dukungan penuh.

Di sisi lain, Ryan menegaskan perbaikan sekolah rusak dengan kategori ringan dan lokal tetap berjalan. Ke depan, konsep pembangunan sekolah juga akan diseragamkan.

“Desain sekolah nantinya saling terhubung dan seragam, sehingga tidak ada lagi perbedaan mencolok antar sekolah,” pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner