Politik

Cabup Banjar Andin: Money Politic Punya Konsekuensi untuk Paslon Maupun Pemilik Suara

apahabar.com, MARTAPURA – Calon bupati Banjar nomor urut 2 Andin Sofyanoor menyatakan bahwa ada pemikiran kalau…

Featured-Image
Calon bupati Banjar nomor urut 2, Andin Sofyanor saat bersilaturahmi dengan warga Kuin Kecil, Kecamatan Aluh-Aluh. Foto: Istimewa

bakabar.com, MARTAPURA – Calon bupati Banjar nomor urut 2 Andin Sofyanoor menyatakan bahwa ada pemikiran kalau ingin memenangkan pertarungan di Pilkada 2020, siapkan uang sebanyak-banyaknya untuk membeli suara masyarakat atau pemilih.

Hal itu diungkapkannya dalam pertemuan dengan warga Desa Kuin Kecil, Kecamatan Aluh-Aluh, Minggu (11/10/2020) sore.

“Nah, saya juga siap membagi-bagikan uang, jika paslon lain membagikan Rp 200 ribu per suara, maka saya bisa saja lebih besar dengan menyiapkan Rp 300 ribu per suara atau per orang,” ungkap Andin.

Namun, lanjut Andin, itu tidak akan ia lakukan mengingat konsekuensi dan sebagai pemegang mandat ulama.

Jika, di Kabupaten Banjar ada 300 ribu suara/pemilih. Tentu, 200 ribu pemilih harus terangkum untuk bisa menang. Lantas, Rp 200 ribu per suara dikalikan 200 ribu pemilih sehingga paslon harus sediakan biaya Rp 40 miliar.

"Kalau gaji bupati hanya 50 juta rupiah dikalikan setahun atau 12 bulan, tentu hanya mendapatkan 600 juta rupiah. Kalau 4 tahun jabatan menjadi 2,4 miliar. Dibandingkan 40 miliar, tentu 2,4 miliar masih jauh," katanya.

Sedangkan paslon yang menggunakan money politic untuk meraih suara dengan membeli, tentu tak mau rugi. Seberapa pun kaya dan memiliki uang, Rp 40 miliar bukanlah sedikit.

Lalu, ada di pikirannya hanya ingin mengembalikan modal. Tidak sempat lagi sedikit pun untuk memikirkan membangun daerah.

"Masyarakat tentu tidak bisa menuntut, karena suaranya sudah dibeli," ucap Andin.

Satu hal penting lainnya adalah, melakukan money politic dengan membeli suara pemilih, tentu dia harus seizin alim ulama dan habaib.

"Kami bisa membagikan uang Rp 300 ribu per suara kalau diizinkan alim ulama dan habaib. Tapi, itu tidak mungkin. Kami dipilih atas mandat ulama, tentu harus memiliki izin ulama untuk melakukan money politic dan itu sudah pasti melanggar peraturan," ungkap Andin, yang juga doktor ahli hukum tata negara ini.

Usai bersilaturahmi warga Kuin Kecil dan mendengar langsung jawaban warga yang menyatakan menolak tegas money politic.

Kandidat Bupati Banjar Andin Sofyanoor beserta tim pemenangan, berpamitan untuk meneruskan perjalanan ke Desa Terapu dan Handil Baru.(*)



Komentar
Banner
Banner