bakabar.com, JAKARTA - Ribuan massa dari partai buruh melakukan aksi unjuk rasa di Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (9/8).
Presiden Partai Buruh, Said Iqbal mengatakan massa buruh yang hadir dalam aksi kali ini juga menuntut kedaulatan pangan dan juga tidak lagi mengimpor bahan baku pangan untuk kembali di jual di dalam negeri.
Said Iqbal mengatakan buruh telah satu suara untuk melakukan mogok nasional jika tuntutannya tidak terealisasi.
"Tentunya kami mengharapkan kedaulatan pangan, tidak lagi impor. Ini menjelang Pemilu semua impor karena ada komisi," ujar Said Iqbal di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu.
Baca Juga: Buruh Ancam Mogok Nasional jika Enam Tuntutannya Tidak Dipenuhi
Said Iqbal mengungkap saat ini organisasi buruh dan pekerja lain, telah mempersiapkan agenda mogok massal nasional jika pemerintah tidak mendengarkan tuntutan mereka.
Said Iqbal mengatakan ancaman mogok nasional oleh persatuan buruh nantinya melibatkan lima juta buruh seluruh Indonesia, termasuk 100 ribu pabrik. Aksi mogok tersebut bisa melumpuhkan pelabuhan dan bandara karena buruh berhenti bekerja dan produksi.
"Partai Buruh harus berjuang terus dan mempersiapkan mogok nasional bilamana enam tuntutan itu tak dikabulkan!" ujarnya.
Said menyampaikan masaa buruh yang hadir membawa enam tuntutan yakni menuntut agar pemerintah mencabut UU Omnibus Law Ciptaker, lalu menaikkan upah minimum buruh sebesar 15 persen pada 2024, kemudian mencabut presidential threshold dari 20 persen menjadi 0 persen.
Baca Juga: Partai Buruh jadi Ancaman Serius jika Dukung Prabowo
Mereka menuntut Pemerintah untuk merevisi parlementary threshold menjadi empat persen dari total jumlah kursi DPR RI, lalu mencabut UU Kesehatan, serta mewujudkan jaminan sosial JS3H, reforma agraria, kedaulatan pangan, dan RUU PPRT.
"Enam isu ini dibawa serentak dan akan aksi terus-menerus!" ujarnya.
Diketahui massa buruh yang tergabung dalam aksi yakni empat Konfederasi Serikat Buruh, 60 Federasi Pekerja Nasional, Serikat Petani Indonesia, Urban Konsorsium, Jala Pembantu Rumah Tangga (PRT), Buruh Migran, Organisasi Perempuan Percaya, dan lainnya.
Para buruh berorasi sambil menyanyikan lagu wajib nasional seperti "Halo-halo Bandung" dan lagu pergerakan buruh lainnya.