bakabar.com, JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyoroti masih adanya warga korban gempa Cianjur yang melakukan pengungsian secara mandiri dengan mendirikan tenda dengan kualitas seadanya.
Sebagian besar warga yang melakukan pengungsian mandiri, mendirikan tenda di lokasi yang berdekatan dengan lokasi rumah warga yang hancur.
“Diharapkan tidak ada yang menggunakan tenda pribadi yang seadanya. Soalnya saat ini iklim hujan, kalau tempat tidak representatif dan aman sehingga kalau pun hujan bisa berlindung di balik hujan,” kata Kepala BNPB Suharyanto dalam keterangan pers yang disiarkan secara daring, Selasa (22/11).
Pengungsian Representatif
Suharyanto menerangkan agar warga yang masih di pengungsian mandiri dapat pindah ke pengungsian yang lebih representatif. Saat ini, pengungsian representatif dapat ditemukan di 12 kecamatan yang terkena dampak dari gempa bumi.
Kedua belas kecamatan yang dimaksud di antaranya Kecamatan Cianjur, Karang Tengah, Warung Kondang, Cugenang, Cilaku, Cibeber, Sukaresmi, Bojong Picung, Gekbrong, Cikalong Kulon, Sukaloyo dan Pacet.
Baca Juga: BNPB Rilis Korban Meninggal Dunia Mencapai 268 Orang
Baca Juga: BNPB Dirikan Posko Penanganan Darurat, Apa Saja Aktivitasnya?
Sebagian besar warga yang menempati di pengungsian representatif merupakan warga yang terdampak gempa di lokasi kecamatan dia tinggal. Dengan menempati tempat pengungsian yang terpusat, warga korban gempa dapat lebih terjamin dari segi kebutuhan perawatan, pelayanan, dan logistik.
“Kami usahakan yang masih mengungsi di dekat rumahnya agar masuk ke tempat pengungsian terpusat agar lebih terjamin dari segi perawatan, pelayanan maupun logistiknya,” katanya.
Adapun tenda berukuran besar di pengungsian representatif sebagian besar disediakan oleh pemerintah daerah, TNI, Polri, Kementerian Sosial, BNPB, BPBD dan pihak swasta lainnya.
Baca Juga: Memasuki Musim Hujan, BMKG Imbau Waspadai Bencana Longsor di Cianjur
Baca Juga: Siklus Gempa Bumi di Cianjur, BMKG: Berpeluang Terjadi Lagi 20 Tahun Mendatang
“Logistik kami distribusikan dan dapur umum sudah beroperasi, logistik hari ini cukup banyak, jadi di tenda semua dilayani. Kalau masih ada yang kurang sempurna dan belum dilayani lambat laun akan kami perbaiki,” pungkasnya.
Sebelumnya, dampak gempa bumi di Cianjur per Selasa (22/11) mengakibatkan sebanyak 268 orang meninggal dunia, 151 orang hilang, 1.083 orang orang mengalami luka-luka. Selain itu, akibat dari gempa Cianjur setidaknya sebanyak 22.198 rumah mengalami kerusakan dari skala ringan, sedang, hingga parah.