bakabar.com, JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa sejumlah wilayah di Indonesia harus mewaspadai adanya potensi cuaca ekstrem seperti puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dan sebagainya dalam beberapa hari ini.
Berdasarkan laman resmi BMKG yang dikutip Antara di Jakarta, Sabtu (2/9), potensi tersebut menimbulkan dampak mulai dari banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, hingga jalan licin.
Beberapa wilayah yang harus mewaspadai adanya potensi cuaca ekstrem ini meliputi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Baca Juga: Dampak Karhutla, Pasien ISPA Banjarbaru Kalsel Meningkat 900 Kasus
Secara detil, wilayah yang berpotensi hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang adalah Aceh, Papua, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Maluku Utara, Maluku, dan Papua Barat.
Sedangkan wilayah yang berpotensi diterjang angin kencang adalah Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Barat.
Sementara itu, Kepala BMKG sebelumnya mengatakan Indonesia sendiri masih dalam musim kemarau dengan puncak diprakirakan terjadi pertengahan pada Agustus hingga September 2023.
Baca Juga: DPR Minta Pemerintah Pusat Turun Tangan Usut Karhutla di Kalsel
Semasa cuaca panas dan kering, peluang terjadi kebakaran hutan dan lahan meningkat sehingga BMKG mengimbau beberapa daerah untuk mewaspadai terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) ini.
"Nanti setelah masuk Oktober mulai berkurang, berkurang tapi masih kering. Nah diprediksi hujan ini November," kata Dwikorita.
Semasa cuaca panas dan kering, peluang terjadi kebakaran hutan dan lahan meningkat sehingga BMKG mengimbau beberapa daerah untuk mewaspadai terjadinya karhutla ini.
Baca Juga: Kualitas Udara Banjarbaru Masuk Kategori Tidak Sehat Akibat Karhutla
Beberapa wilayah yang terindikasi karhutla di antaranya adalah Kalimantan Barat dengan 37 titik, Nusa Tenggara Timur 15 titik, Kalimantan Timur sembilan titik, dan Kalimantan Tengah delapan titik.