bakabar.com, RANTAU – Cukup menggiurkan rupanya keuntungan dari Bisnis Pertashop Pertamina. Di Kalimantan Selatan, misalnya, keuntungannya bahkan sudah bisa dirasakan oleh masyarakat perdesaan.
Baru diluncurkan sejak November 2021, bisnis jual beli BBM di sejumlah desa di Kabupaten Tapin sudah meraih untung; menambah pemasukan bagi pendapatan asli desa (PADes).
“Sekarang pengelolaan mulai terlihat berjalan dengan maksimal. Serta selain membuka lapangan kerja di desa, saat ini sudah mampu hasilkan PADes yang signifikan bagi desa,” ujar Kepala Bidang Pengembangan Ekonomi Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Tapin, Iwan Satriansyah, Kamis (30/6), dikutip dari Antara.
Enam titik pertashop milik desa itu, kata dia, ada yang berangkat lewat modal badan usaha milik desa bersama (Bumdesma). “Ada juga desa yang berani bermodal sendiri melalui badan usaha milik desa (Bumdes),” ujarnya.
Melihat potensi usaha tersebut, kata Iwan, ada pengajuan usaha yang lebih besar, yaitu stasiun pengisian bahan bakar unit milik desa (SPBBumdes).
Perencanaan usaha yang sudah dikaji milik tiga desa di Kecamatan Bekarangan tersebut, kata Iwan, sudah menandatangani MoU dengan PT Ananda Arinda Arsindo selaku franchisor.
“Kita harapkan setelah dibangun dan dioperasikan semakin meningkatkan jumlah Bumdes yang menghasilkan PADes,” ujarnya.
Desa yang membuka usaha pertashop di Kalsel, kata Iwan, di Tapin adalah yang pertama dan satu satunya daerah yang menerapkan bisnis minyak itu.
Melirik untung serta manfaat, beberapa daerah pun tertarik untuk mengkaji konsep pembangunan ekonomi desa melalui kerja sama bisnis dengan Pertamina itu.
“Sepengetahuan kami baru Tapin yang melaksanakan untuk di Kalsel. Bahkan kemarin ada studi banding pemerintah daerah dari Kalimantan Tengah dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah untuk bisnis pertashop ini,” ujar.
Manager Keuangan Pertashop Bumdes Mitra Usaha Kecamatan Salam Babaris Zainal Arifin mengatakan dihitung mulai 1 April lalu saat kondisi usaha kurang baik setelah harga Pertamax naik ke Rp 12.750 per liter, usaha pertashop masih bisa beri pemasukan untuk PADes per bulan mencapai Rp5 juta.
“Untuk Pertashop kami masih aman. Lancar, sebulan tembus 28.000 liter sampai 30.000 liter dengan nilai laba kotor sekitar Rp 20 jutaan,” ujarnya.
Ia mengemukakan bahwa dampak kenaikan harga tersebut memengaruhi daya beli masyarakat karena punya selisih harga sebesar Rp5.100 dengan Pertalite.