Pembunuhan Brigadir J

Berbohong Saat Diperiksa Penyidik, Bharada E dan Bripka RR Kompak Minta Maaf

Terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Josua Hutabarat atau Brigadir J, Richard Eliezer atau Bharada E dan Ricky Rizal atau Bripka RR kompak menyampaika

Featured-Image
Sidang lanjutan Bharada E di PN Jaksel. (foto: apahabar.com/BS)

bakabar.com, JAKARTA – Terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Josua Hutabarat atau Brigadir J, Richard Eliezer atau Bharada E dan Ricky Rizal atau Bripka RR kompak menyampaikan permintaan maaf dalam sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Selatan.

Permintaan maaf itu dialamatkan kepada penyidik Polres Jakarta Selatan karena sudah berbohong memberikan keterangan dalam tragedi pembunuhan Brigadir J.

"Saya izin meminta maaf sama komandan dan senior saya karena tidak jujur dari awal. Saya hanya mengikuti skenario dari Pak Sambo," kata Bharada E pada sidang lanjutan,Senin malam (22/11).

Baca Juga: Sembilan Saksi Dihadirkan di Sidang Lanjutan Ferdy Sambo, Siapa Saja?

Bharada E menyampaikan permintaan maafnya usai mendengarkan kesaksian dari sembilan orang penyidik Polres Metro Jakarta Selatan yang dihadirkan sebagai saksi untuk terdakwa Bharada E, Bripka RR, dan Kuat Ma’ruf.

Tidak hanya Bharada E, permintaan maaf tersebut juga disampaikan terdakwa lainnya yakni Ricky Rizal atau Bripka RR.

"Sama sebelumnya, kami meminta maaf kepada rekan-rekan pemeriksa dari penyidik Jakarta Selatan atas keterangan yang kami berikan. (Keterangan kami) tidak sesuai atau tidak apa adanya saat pemeriksaan di Paminal maupun di Bareskrim," ucap Ricky Rizal seperti dilansir Antara.

Pengacara Bharada E, Ronny Talapessy, mengatakan bahwa Bharada E meminta maaf karena melibatkan anggota Polri dari Polres Jakarta Selatan.

Baca Juga: Cerita Saksi Usai Dengar Terbunuhnya Brigadir J, Sambo: Ssssttt.. Jangan Ramai-Ramai

"Kepada senior, kepada penyidik juga dia sampaikan mohon maaf karena tidak bisa menyampaikan yang sebenarnya, karena mengikuti skenario dari Ferdy Sambo yang di awal itu," kata Ronny

Dalam kesempatan itu, Ronny juga menyampaikan bahwa tidak ada yang kuat menghadapi tekanan Ferdy Sambo.

"Terkait dengan posisi Richard Eliezer, dijelaskan bahwa ketika salah satu saksi coba menanyakan kepada klien kami, tetapi dipotong oleh saudara FS, ini menggambarkan situasi terkait kejadian tanggal 8, ada tekanan," jelasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner