bakabar.com, RANTAU – Sejumlah warga Desa Salam Babaris dan Pantai Cabe mendatangi Kantor DPRD Tapin menyampaikan keluhan karena perkebunan karet rusak imbas dari limbah batu bara.
Salah satu dari perwakilan warga, Suryoto mengatakan sejak 2020 pihaknya sudah merasakan dampak dari limbah batu bara dan ada sekitar 12,5 hektare yang terdampak.
“Sebelum terkena limbah, lahan tersebut merupakan perkebunan produktif dan merupakan salah satu sumber mata pencaharian warga,” terangnya, Selasa (17/5).
Mewakili warga yang terdampak, Suryoto menginginkan tanah di sisi angkutan batu bara itu dibebaskan atau diganti rugi dengan angka yang sesuai.
“Tidak ada kesepakatan dengan perusahaan. Perusahaan hanya menawari tali asih. Dari 12,5 hektare yang sudah diukur perusahaan menawarkan tali asih hanya sebesar Rp160 juta,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Ketua DPRD Tapin, H Yamani mengatakan pihaknya akan berkomitmen untuk mengawal aduan dari masyarakat tersebut.
“Jadi kami beri waktu selama dua Minggu untuk kedua pihak antara warga dan perusahaan, apabila tidak ada titik temu maka akan kita bentuk pansus (panitia khusus) untuk mengawal kasus ini,” ujarnya.